Hilang Kontak 2019 tapi Angela Hindriati Diduga Dibunuh Tahun 2021, 2 Tahun Menghilang Kemana?

TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Angela Hindriati, 54 tahun perempuan yang jenazahnya ditemukan termutilasi di sebuah rumah kontrakan di  Kampung Buaran,Tambun, Bekasi ternyata sempat ditugaskan kantornya sebelum hilang kontak.

Komunikasi terakhir Angela Hindriati dengan teman kantornya adalah di Bandung.

Kala itu, posisi terakhir Angela berada di Hotel Grand Cordella, Kota Bandung, untuk melaksanakan tugas dari kantornya,  kata Turyono yang merupakan kakak korban.

Turyono menyatakan bahwa adiknya hilang kontak dengan pihak keluarga dan rekan kerjanya pada Senin (24/6/2019) di Bandung.

Angela, kata Turyono, telah menghilang sejak Mei 2019 lalu dan tak pernah mengabari keluarga sampai akhirnya dikabarkan menjadi korban mutilasi, 2022.

"Informasi yang kami terima dari rekan kerjanya, bahwa Angela ditugaskan ke Bandung hanya seorang diri."

"Tanggal 21 Juni 2019 adik saya masih ke Superindo Ciputat, kemudian keesokan harinya tugas ke Superindo Pondok Kelapa dan lanjut ke Cibinong. Pada 23 Juni 2019 berangkat ke Bandung untuk tugas, check out dari hotel pada Senin (24/6/2019) sekira pukul 10.00 WIB," kata Turyono Wahadi, Senin (29/7/2019), dilansir dari TribunJabar.

Pada Senin (24/6/2019), sekitar pukul 12.00 WIB, Turyono mengatakan bahwa Angela masih berkomunikasi (chat) di grup Whatsapp kantornya.

Identitas Korban Terungkap hingga Dibunuh pada 2021

Baca juga: Akhir Tragis Angela Hindriati, Jenazahnya Ditemukan Termutilasi, Sang Anak Meninggal Akhiri Hidup

Polisi telah mengidentifikasi jasad wanita korban mutilasi di Bekasi, Jawa Barat.

Terungkap, jika korban yang diketahui bernama Angela Hindriati (54) itu diduga dibunuh oleh M. Ecky Listiantho (34) pada 2021 lalu.

"Pembunuhan diduga terjadi pada bulan November 2021," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi kepada wartawan, Jumat (6/1/2023).

Selama itu, Hengki mengatakan jasad tersebut hanya didiamkan di rumah kontrakan yang disewa oleh tersangka di kawasan Bekasi tersebut.

"Dan selama kurun waktu kurang lebih satu tahun satu bulan, jenazah disimpan di TKP (Tempat Kejadian Perkara) yang juga sering digunakan tersangka apabila tidak berada di rumahnya," ucapnya.

Lebih lanjut, Hengki menyebut pihaknya akan bekerja sama dengan tim Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) dan Psikiatri Forensik guna melakukan penyelidikan.