Setiap Rabu Siswi SMP di Ciamis Minum Obat Tambah Darah di Sekolah untuk Cegah Stunting

Rutin minum TTD tiap minggu tersebut menurut dr Eni untuk mencegah remaja putri di Ciamis mengidap anemia. Mencegah remaja putri tersebut menjadi penderita anemia saat dewasa apalagi nanti setelah menikah.

“Ini merupakan upaya penyelamatan untuk belasan tahun ke depan,” ujar dr Eni.

Mengingat bayi atau anak balita yang stunting tersebut kebanyakan lahir dari ibu-ibu yang menderita anemia. Penderita anemia (kurang darah) biasa juga mengidap KEK (kekurangan energi akut).

Ibu pengidap anemia sangat beresiko saat melahirkan. Resiko terjadinya pendarahan sat bersalin. Tentu dengan resiko terjadinya kematian ibu saat melahirkan, atau resiko kematian bayi saat lahir . Bahkan resiko kematian ibu dan anak.

Baca juga: Pemantauan Pertumbuhan Dan Pijat Bayi Sebagai Upaya Pencegahan Stunting

Kalaupun selamat, anak yang lahir dengan resiko bayi berat lahir rendah (BBLR) yang berpotensi stunting (berat kurang dari 2,75 kg saat lahir).

Skrining tentang anemia ini dimulai dari remaja, berikut bagi calon pengantin (catin), ibu hamil untuk dilakukan upaya-upaya pencegahan.

“Misalnya bagi ibu hamil yang mengidap anemia beresiko terjadi pendarahan saat bersalin. Makanya proses bersalinnya harus melalui operasi,’ katanya.

Baca juga: 1,7 Remaja Putri Jabar Kurang Darah, Pemerintah Diminta Gencar Suplai Tablet Tambah Darah

Dan banyak program lain yang dilakukan Dinkes Ciamis dalam upaya mencegah stunting alias gizi buruk. 

Atas berbagai upaya yang dilakukan Dinkes Ciamis dalam upaya mencegah stunting tersebut, Dinkes Ciamis tahun 2022 lalu memperoleh penghargaan tingkat Provinsi Jabar kategori inovasi dalam pencegahan stunting. (*)