Pilpres 2024
Prabowo Subianto Ungguli Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, Menurut Survei Terbaru IPRC
Indonesian Politics Research & Consulting (IPRC) merilis hasil survei yang dilakukan pada 23 November sampai 30 November 2022, Jumat (30/12/2022).
Penulis: Muhamad Nandri Prilatama | Editor: Hermawan Aksan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Indonesian Politics Research & Consulting (IPRC) kembali merilis hasil survei yang dilakukan pada 23 November sampai 30 November 2022, Jumat (30/12/2022).
Hasil survei yang disampaikan saat ini terkait outlook politik 2023.
Hadir sebagai pembicara Firman Manan selaku Direktur Eksekutif IPRC, Idil Akbar selaku Direktur Operasional & Data Strategis IPRC, Feri Kurniawan selaku Direktur Komunikasi IPRC, dan Muradi selaku board of advisor IPRC.
Firman Manan menjelaskan, dinamika politik elektoral di 2023 akan semakin meningkat, utamanya menjelang pencalonan anggota DPR pada 24 April 2023 sampai 25 November 2023, pencapresan pada 19 Oktober 2023 sampai 25 November 2023, dan dimulainya masa kampanye pada 28 November 2023.
Baca juga: Capres 2024 dari PDIP Akan Diumumkan 2023, Hasto Ungkap Bocorannya
"Wilayah Jabar ini sebagai wilayah strategis yang tentu menjadi rebutan semua partai politik dan pasangan capres-cawapres dalam pemilu 2024, apalagi hasil pemilu di Jabar bisa menentukan hasil pemilu di nasional," katanya di Kafe Anatomi, Jalan Merdeka, Kota Bandung.
Berdasarkan tingkat kedikenalan dan kedisukaan capres/cawapres di Jabar, kata Firman, nama Prabowo Subianto menjadi yang paling tinggi, disusul Anies Baswedan, Ridwan Kamil, Ganjar Pranowo, dan Andhika Perkasa.
Di level partai politik, kata Firman, Partai Gerindra berada di posisi teratas dengan elektabilitas 22,9 persen, disusul PDI-P di angka 16,2 persen, PKS 13,2 persen, Golkar 11,8 persen, dan Demokrat 6,1 persen.
"Kecenderungan kenaikan atau penurunan elektabilitas partai itu dipengaruhi capres/cawapres."
"Gerindra dan PDIP saat ini cenderung mengalami kenaikan karena diasosiasikan dekat dengan capres yang memiliki elektabilitas relatif signifikan di Jabar (Prabowo dan Ganjar), lalu elektabilitas capres nonpartai (Anies dan RK) belum memberikan efek signifikan bagi parpol," ucapnya.
Tak hanya persoalan politik nasional, Firman juga membahas politik di Jabar, yakni calon gubernur dan wakil gubernur di 2024.
Berdasarkan hasil survei, nama Ridwan Kamil masih tetap paling tinggi untuk cagub Jabar dengan 49,4 persen, di belakangnya ada Dedi Mulyadi 22,2 persen, Deddy Mizwar dengan 7,7 persen, dan Dede Yusuf 6,9 persen.
"Tapi, jika Kang Emil tak lagi nyalon di gubernur, nama Dedi Mulyadi menjadi yang tertinggi dengan 34,6 persen, disusul Deddy Mizwar 14,5 persen, Dede Yusuf 14,2 persen, dan Atalia 5,9 persen."
"Perubahan signifikannya itu ialah dengan munculnya Atalia karena diasosiasikan dekat dengan RK," ujarnya.
Lebih lanjut, Firman menyebut di luar hasil pileg 2024, langkah politik RK di 2023 akan menjadi variabel determinan dalam kontestasi pilgub Jabar 2024.
"Jika Kang Emil maju dalam pilgub Jabar 2024 maka peluang untuk menang terbuka lebar sepanjang elektabilitasnya bisa dipertahankan dan mendapat dukungan partai politik."
"Tapi, jika tak maju, tentu figur yang diasosiasikan dekat dengannya bisa mendapat tambahan elektoral, dan bisa jadi pula ketidakhadiran RK bisa menguntungkan calon lainnya," katanya. (*)