Anak-anak Penyintas Gempa Cianjur Diberikan Trauma Healing, Pulihkan Semangat Belajar

anak-anak didampingi para guru-guru nampak antusias mengikuti trauma healing, meskipun hanya di dalam tenda di depan sekolah mereka yang ambruk

Tribun Jabar/ Nazmi Abdurrahman
Anak-anak Penyintas Gempa Cianjur Diberikan Trauma Healing untuk Memulihkan Semangat Belajar Pasca Bencana. 

Laporan Wartawan TribunJabar.id, Nazmi Abdurrahman

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Anak-anak penyintas gempa bumi di Kabupaten Cianjur, diberikan pendampingan untuk memulihkan semangat belajar mereka.

Hal itu dilakukan Lokatmala Foundation, bekerja sama dengan Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Provinsi Jawa Barat, dalam rangka mendorong peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Cianjur.

Kegiatan berupa trauma healing berbasis seni budaya itu diberikan di SDN Gintung Jl. PTPN VIII Kampung Mangun RT. 01/04 Desa Mangunkerta Kecamatan Cugenang Kab. Cianjur.

Baca juga: Pantauan Lalu Lintas di Cianjur, di Tugu Lampu Gentur Ramai Saat Libur Natal dan Malam Tahun Baru

Dalam kegiatan itu, anak-anak didampingi para guru-guru nampak antusias mengikuti program tersebut, meskipun hanya di dalam tenda di depan sekolah mereka yang ambruk akibat gempa bumi.

Selain diajak bermain, menari dan menyanyi bersama, mereka juga diajak berdoa dan mengafirmasi harapan-harapan dan cita-cita mereka melalui doa dan dzikir.

Anak-anak juga dikenalkan dengan beberapa kesenian khas Cianjur dan cara pembuatannya, seperti Rengkenek Cianjur dan permainan tradisional yang bahan bakunya dari bambu.

Mereka juga diberikan permainan totoroktokan, héheotan, dan gangsing, permainan tradisional khas masyarakat Sunda.

Ketua Lokatmala Foundation Wina Rezky Agustina mengatakan, kegiatan pemulihan semangat belajar bagi anak-anak korban gempa Cianjur ini dilakukan agar IPM Cianjur tak ikut terbawa ambruk pasca gempa terjadi.

"Semangat belajar anak-anak sebagai agen masa depan bangsa harus terus dipupuk dan diselamatkan meskipun dalam kondisi bencana," ujar Wina.

Menurut Wina, dalam kondisi apapun tak boleh ada zero belajar, atau anak kosong dari pembelajaran dan pendidikannya.

Baca juga: Warga Korban Gempa Cianjur Tolak Pembangunan Rumah Dikerjakan Pihak Ketiga

"Tak mungkin kita bisa meningkatkan IPM kalau anak-anaknya masih trauma sehingga tidak memiliki semangat belajar, ikhtiar kecil ini bentuk upaya kami membantu pemerintah Kabupaten Cianjur agar IPM bisa lebih baik kedepannya," katanya.

Direktur komunikasi dan jaringan Lokatmala Foundation, Grisela Dita mengatakan, selain menelan korban jiwa, gempa bumi juga mengakibatkan kerugian di berbagai sektor pendidikan.

"Terdapat 665 satuan pendidikan terdampak yang terdiri dari 2.393 ruang kelas mengalami rusak parah sehingga proses belajar mengajar menjadi terganggu," ujar Dita.

Menurutnya, dari sekian persoalan pasca gempa Cianjur, pemberian perlindungan dan pendampingan terhadap korban anak-anak harus menjadi perhatian bersama.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved