Gempa Bumi di Cianjur
1 Lagi Pengungsi Gempa Cianjur Meninggal, Disemayamkan di Tenda Pengungsian, Siang Ini Dimakamkan
Seorang warga terdampak gempa bumi yang mengungsi di Posko 4 Kampung Longkewang, Desa Gasol, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur meninggal dunia.
Penulis: Fauzi Noviandi | Editor: Ravianto
TRIBUNJABAR.ID, CIANJUR - Seorang warga terdampak gempa bumi yang mengungsi di Posko 4 Kampung Longkewang, Desa Gasol, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur meninggal dunia, Kamis (8/12/2022) malam.
Diketahui seorang warga yang meninggal dunia di tenda pengungsian itu adalah Andi (60).
Almarhum telah tinggal ditenda penungsian semenjak hari pertama terjadinya gempa bumi 5.6 Skala Magnitudo, 21 November 2022 silam.
Ajid (28) keponanakan almarhum mengatakan, Anda diketahui memiliki riwayat penyakit ginjal dan sebelum terjadinya bencana gempa almarhum sempat dirawat di rumah sakit.
"Betul tadi malam meninggal, almarhum sudah lebih dari dua pekan tinggal di tenda pengungsian bersama ratusan warga lainnya. Karena, rumahnya hancur," katanya pada wartawan, Jumat (9/12/2022).
Jenazah almarhum lanjut dia, akan di makamkan pada Jumat (9/12/2022) siang. Karena menunggu kondisi cuaca cerah.
"Saat ini Jenazah almarhum masih disemayamkan di tenda pengungsian, rencananya Jumat siang ini baru akan di makamkan," jelasnya.
Dia mengatakan, pamanya tersebut tinggal di posko pengungsian semenjak kejadian gempa bumi magnitudo 5.6 pada Senin (21/11/2022) lalu, karena rumahnya ambruk.
Pengungsi Meninggal Kedinginan
Seorang pengungsi tenda korban gempa Cianjur, Iis Salsiah (62), warga Kampung Cijati RT 02/07, Desa Sukasari, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur, meninggal dunia di tenda pengungsian, Kamis (24/11/2022).
Menurut keterangan keluarga, Iis langsung drop setelah terjadi gempa pertama karena syok melihat rumahnya ambruk. Ia langsung ikut mengungsi di tenda yang didirikan di lahan sawah belakang permukiman warga.
Sebelum terjadi gempa memang Iis sudah menderita sakit gula, ia diduga langsung ngedrop ketakutan rumah ambruk.
Kepada keluarga, Iis sempat mengeluh kedinginan tidur di tenda karena bantuan selimut saat itu masih minim.
Cuaca di daerah Kampung Cijati selalu berubah siang panas, sore hujan, dan malam terkadang sangat dingin.
Hari ketiga di pengungsian, Rabu (23/11/2022), kondisi Iis terus memburuk.
Ia sempat dibawa ke rumah sakit dan layanan kesehatan. Namun karena penuh dengan korban luka berat, akhirnya Iis pun dibawa kembali ke tenda pengungsian dan meninggal dunia.
"Kondisinya ngedrop setelah hari pertama gempa, ia ketakutan karena rumahnya ambruk, hari kedua dan ketiga terus ngedrop, hingga tak tertolong dan meninggal dunia," ujar adik almarhumah, Ika Sartika (38).
Ika membenarkan jika kakaknya tersebut sering kedinginan karena tidur di sawah, apalagi setelah diguyur hujan yang membuat lahan sawah menjadi basah.
"Sebelumnya memang punya darah tinggi dan gula juga," katanya yang menyebut bahwa hari ini keluarga akan menggelar tahlilan tujuh hari.
Ibu RT 02, Yanti, mengatakan ada sembilan tenda darurat yang didirikan di pesawahan belakang permukiman warga di wilayahnya.
Ia mengatakan, saat ini warga mulai banyak diserang gejala panas dalam seperti tenggorokan kering dan radang. Hal tersebut diduga karena siang hari suasana di persawahan sangat panas dari dalam tenda.
"Warga mulai mengeluh tenggorokan sakit dan radang, saya juga sama ini merasakan," ujarnya sambil memegang leher.
Yanti mengatakan, di wilayahnya ada 94 rumah mengalami rusak ringan sampai rusak berat akibat gempa.
"Saat ini warga butuh obat sakit tenggorokan, tapi kalau mau ada yang menyumbang apa saja kami terima," katanya.(Laporan Kontributor Kabupaten Cianjur, Fauzi Noviandi.)