Gempa Bumi di Cianjur
Lahan untuk Relokasi Korban Gempa Cianjur Luasnya 16 Hektare, Ada di 3 Kecamatan
Bupati Cianjur, Herman Suherman, mengatakan pihaknya sudah mengusulkan lahan yang akan mereka pergunakan untuk relokasi itu ke BNPB
Penulis: Deanza Falevi | Editor: Ravianto
TRIBUNJABAR.ID, CIANJUR - PEMERINTAH Kabupaten Cianjur menyiapkan lahan seluas 16,5 hektare di tiga kecamatan bagi warga yang terdampak gempa Cianjur.
Bupati Cianjur, Herman Suherman, mengatakan pihaknya sudah mengusulkan lahan yang akan mereka pergunakan untuk relokasi itu ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
Lahan yang diusulkan tersebut, ujar bupati, tersebar di beberapa lokasi.
Pertama, di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku seluas 2,5 hektare. Berikutnya di Desa Cipendawa, Kecamatan Pacet, seluas 10 hektare.
"Serta di Desa Mande, Kecamatan Mande, seluas 4 hektare," ujarnya, Selasa (29/11).
Saat ini, ujar Bupati, tim sudah mulai bergerak untuk melakukan penataan lahan di Desa Sirnagalih.

"Mudah-mudahan dari Kementerian PUPR bisa mempercepat proses pembangunan rumah bagi warga terdampak gempa," ujarnya.
Herman mengatakan, pihaknya juga masih menunggu kajian BMKG terkait relokasi ini.
"Sementara warga yang akan direlokasi yaitu warga di Kecamatan Cugenang, yakni warga Desa Sarampad, Desa Cijedil, dan Mangunkerta," ujarnya.
Baca juga: Hari ke-10 Gempa Cianjur, Tim SAR Masih Fokus di 3 Titik, Warung Sate Shinta dan 2 di Desa Cijedil
Bupati mengatakan, selain mempersiapkan relokasi, tim gabungan juga terus melakukan verifikasi rumah-rumah warga yang mengalami kerusakan akibat gempa bumi.
"Selama dua hari ini sudah 3.500-an rumah yang telah diklasifikasikan, semoga dalam waktu dekat semuanya bisa tercatat dengan terperinci sesuai dengan rencana kita," ujarnya.
Sejumlah pengungsi di Kecamatan Cugenang, kemarin mengaku masih enggan untuk mengikuti relokasi. Mereka enggan jauh dari kampung halaman karena merasa sudah betah. Mereka memilih merintis kembali semuanya dari awal di lokasi semula setelah bencana mereda dan kondisi pulih lagi.
Mereka mengatakan, beberapa tempat usaha, seperti bengkel, warung, dan lainnya, juga berada dekat dengan rumah mereka. Jika harus menempati tempat baru mereka mengaku masih kebingungan.
"Untuk keluarga kami agak berat meninggalkan kampung halaman di sini. Semua memang hancur, banyak rumah tetangga juga hancur, tapi sementara ini kami masih agak berat meninggalkan kampung halaman," ujar Risma Puspita Dewi (24), pengungsi asal Kecamatan Cugenang, saat ditemui di Posko RT 05/03, Kampung Cirumput.
Hal senada dikatakan oleh Dede Mustika (23). Keluarganya juga memilih tenda posko darurat untuk tinggal sementara sampai suasana pulih dan membangun kembali perekonomian keluarga.