Eks Perakit Bom Thamrin Jakarta Senang Diberi Pelatihan Pertanian oleh Densus 88: Mereka Begitu Baik

Salah seorang mantan napi terorisme, Dodi Suradi, mengatakan, pelatihan pertanian ini merupakan bentuk kebaikan Densus 88.

Penulis: Ahya Nurdin | Editor: Hermawan Aksan
Tribun Jabar
Dodi Suradi, eks napi terorisme, perakit bom Thamrin Jakarta, mengatakan, ia dan kawan-kawannya diperlakukan dengan baik oleh Densus 88, difasilitasi program pertanian, sehingga tak ada alasan memusuhi Densus. 

Laporan Kontributor Tribun Jabar.id Ahya Nurdin

TRIBUNJABAR.ID, SUBANG - Sebanyak 10 mantan narapidana kasus terorisme atau eks napiter mengikuti pelatihan pertanian dan berkebun di kawasan PT Sang Hyang Seri Sukamandi Kabupaten Subang.

Pelatihan itu diberikan agar para mantan napiter itu memiliki kemampuan untuk berwirausaha.

Salah seorang mantan napi terorisme, Dodi Suradi, mengatakan, pelatihan pertanian ini merupakan bentuk kebaikan Densus 88 untuk mengubah karakter mereka dari radikal menjadi baik.

"Terus terang yang membuat saya berubah adalah kebaikan Densus 88. Dulu kami menatap mereka sebagai musuh, tapi mereka menganggap kami dengan dewasa, senyum, lemah lembut," ujar Dodi Suradi, mantan napi terorisme asal Cirebon yang merakit bom Thamrin Jakarta.

Baca juga: Pagi Tadi Semua Napi di Lapas Majalengka Dikumpulkan, Ada yang Mengaku Takut, Ada Apa?

"Masyaallah, ketika kami diperlakukan dengan baik, difasilitasi program pertanian, tak ada alasan kami memusuhi mereka."

"Jadi tak ada alasan bagi kami untuk menganggap mereka sebagai musuh. Densus 88 begitu baik, mereka menganggap kami saudara, bukan musuh," ujarnya.

Menurut Dodi, kebaikan Densus 88 telah membuatnya luluh sehingga ketika mereka berdiskusi, mereka saling menghargai dan memahami. Densus 88 membalas apa yang mereka lakukan dengan kebaikan.

"Kami berharap, pola-pola dan program pembinaan seperti ini terus berlanjut."

"Selama ini kami dihadapkan pola pembinaan keras sehingga kami berambisi membalas."

"Tapi apa yang dilakukan Densus 88 ke kami membuat kami luluh dan berubah ke jalan yang benar," ungkapnya.

Dodi menegaskan, dulu ia jadi teroris, untuk kebaikan, tapi cara-cara yang ditempuh ini salah dan merugikan banyak orang tak berdosa.

"Makanya dengan adanya program dari Densus 88 ini, kami bisa kembali ke masyarakat, bisa mengenal pertanian, sehingga kami bisa melakukan kebaikan dengan cara-cara tertentu dan ternyata masih banyak cara-cara lain melakukan kebaikan tanpa kekerasan seperti yang kami lakukan dulu," tegasnya.

Kepala Densus 88 Irjen Pol Marthinus Hukom, SIK, MSi mengatakan, kegiatan pelatihan pertanian untuk eks napi terorisme tersebut dilakukan atas kerja sama Densus 88 dan PT Sang Hyang Seri.

Tujuan akhir dari pemberian pelatihan itu adalah agar penghasilan para eks napiter bisa bertambah.

"Apalagi, prospek usaha pertanian ini sangat bagus. Keuntungannya nanti diberikan ke mereka," kata Marthinus Hukom, Rabu (30/11/2022) di Kawasan Sang Hyang Seri, Sukamandi.

Marthinus mengatakan, pelatihan itu akan dilakukan selama enam bulan ke depan.

Setelah diberi pelatihan selama enam bulan, para eks napiter itu diharapkan dapat membuat usaha pertanian sendiri.

"Dengan begitu, secara perlahan penghasilan ekonomi para eks napiter dapat bertambah."

"Imbasnya, kecil kemungkinan para eks napiter itu melakukan perbuatan yang sebelumnya pernah dilakukannya," katanya.

Dikatakan Marthinus, radikalisme itu terjadi salah satunya karena faktor ekonomi.

"Kita sentuh dari itu. Karena kita lihat, secara perekonomian mereka perlu dibantu. Jadi dengan pendekatan seperti ini, mereka bisa kita bantu."

"Melalui pendekatan pertanian, kita berharap para eks napi terorisme ini dapat dua manfaat di antaranya membangun ekonomi para mantan napi terorisme untuk usaha pertanian dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari," ucapnya.

"Mudah-mudahan pelatihan itu dapat menambah penghasilan dari para eks napiter."

"Diharapkan juga, para eks napiter itu dapat membuka lapangan pekerjaan yang baru," imbuhnya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved