Gempa Bumi di Cianjur

Pengungsi Gempa Cianjur Terpaksa Makan Wortel Busuk, Bupati Bantah Distribusi Bantuan Belum Merata

Sejumlah titik pengungsian masih minim bantuan hingga hari ke-7 penanganan gempa Cianjur, Minggu (27/11).

Editor: Januar Pribadi Hamel
Tribun Jabar
Lokasi posko pengungsi di Kampung Pasirgombong, Desa Sukamulya, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, yang masih terisolasi karena akses jalan masih tertutup longsor. 

CIANJUR, TRIBUN - Sejumlah titik pengungsian masih minim bantuan hingga hari ke-7 penanganan gempa Cianjur, Minggu (27/11).

Banyaknya posko pengungsian gempa Cianjur dan masih beratnya medan membuat distribusi bantuan belum bisa dilakukan secara merata. Begitu pula tenaga medis dan obat-obatan.

Di posko pengungsian gempa Cianjur di Kampung Warung Batu, Desa Mekarsari, Kecamatan Cianjur, Sabtu (26/11) lalu, sejumlah ibu bahkan terpaksa membersihkan wortel busuk untuk dijadikan bahan makanan.

"Ini yang ada saja dimanfaatkan, kan masih panjang waktunya," kata Heni, salah seorang pengungsi.

Baca juga: Update Korban Gempa Cianjur: 3 Orang Ditemukan, Total 321 Orang Meninggal, 11 Orang Masih Hilang

Meski telah mendapatkan bantuan logistik, ujarnya, bantuan masih sangat terbatas karena jumlah pengungsi mencapai 200 orang. Proses pengajuan bantuan sangat lama.

"Harus lapor ke RT, ke desa, terus ke kecamatan, prosesnya lama. Sudah dikasih, cuma sedikit," sahut Sinta, pengungsi lainnya.

Selain berharap mendapatkan bantuan logistik makanan, warga di pengungsian juga berharap mendapatkan obat-obatan, selimut, dan tenda.

"Pengungsi sudah mulai mengeluhkan sakit, terlebih anak-anak, batuk-batuk, demam," ujar Heni.

Masih minimnya bantuan juga terlihat di posko pengungsian di Kampung Pasir Ipis di Desa Sukamulya, Kecamatan Cugenang, terutama di RW 01. Di RW ini terdapat 1.800-an jiwa.

"Alhamdulillah, bantuan sudah mulai mengalir ke sini, meski masih minim," ujar Koordinator Bantuan Kampung Pasir Ipis RW 01, Aldi Saprudin.

Tak hanya bantuan logistik, tenaga medis juga sangat kurang di Kampung Pasir Ipis RW 01 ini.

"Setiap hari ada saja warga di sini yang membutuhkan bantuan medis, soalnya di sini hanya ada satu tenaga medis, tentu tidak bekerja 24 jam. Kasihan warga yang ingin berobat," ujarnya.

Keluarga almarhumah Halimah mengeaskan bahwa Halimah meninggal di tenda darurat pengungsi gempa Cianjur bukan karena kelaparan, tetapi karena sakit yang sudah lama diderita warga Kampung Ciremis Wetan RT 02/04, Desa Ciwalen, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur, tersebut.
Keluarga almarhumah Halimah mengeaskan bahwa Halimah meninggal di tenda darurat pengungsi gempa Cianjur bukan karena kelaparan, tetapi karena sakit yang sudah lama diderita warga Kampung Ciremis Wetan RT 02/04, Desa Ciwalen, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur, tersebut. (TRIBUNJABAR.ID/FERRI AMIRIL MUKMININ)

Aldi mengatakan, bantuan kerap tak sampai ke Kampung Pasir Ipis karena selalu dicegat oleh para pengungsi lainnya sebelum tiba di kampungnya.

"Bantuan yang seharusnya datang ke sini, selalu dicegat dijalan, makanya kami baru merasakan bantuan menyeluruh itu baru-baru ini," ujar Aldi.

Ada 48 posko pengungsian yang ada di RW di ujung Kampung Pasir Ipis ini. Satu posko diisi oleh ratusan orang.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved