Santri Meninggal di Kuningan
Santri di Kuningan Meninggal Diduga Dikeroyok Senior Pesantren, Begini Kata Kapolsek Kadugede
Meninggalnya santri di sebuah pondok pesantren di Kecamatan Nusaherang mendapat tanggapan dari Kapolsek Kadugede AKP M Faisal.
Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Hermawan Aksan
Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai
TRIBUNJABAR.ID, KUNINGAN - Meninggalnya santri di sebuah pondok pesantren di Kecamatan Nusaherang, yang masuk pembinaan wilayah hukum Polsek Kadigede, mendapat tanggapan dari Kapolsek AKP M Faisal.
"Mengenai kejadian di lingkungan pondok pesantren itu semua sudah menjadi penanganan Satuan Reskrim Polres Kuningan," ujar Kapolsek Kadugede AKP M Faisal saat di hubungi ponselnya, Senin (21/11/2022).
Keluarga korban kematian santri yang terjadi di lingkungan Pondok Pesantren di Kecamatan Nusaherang berharap lembaga pendidikan tersebut bertanggung jawab atas peristiwa perampasan nyawa atas nama DVN (15), warga Kecamatan Kadugede.
Baca juga: Update Santri di Kuningan Meninggal Diduga Dikeroyok Senior Pesantren, Ini Tuntutan Keluarga Korban
Hal itu dikatakan Suhanan (42), yang juga kerabat korban, saat ditemui di rumah duka, Senin (21/11/2022).
Suhanan menceritakan, tragedi kematian yang melibatkan keponakannya tentu menjadi penyesalan cukup mendalam.
Pasalnya, jenazah korban saat diserahterimakan itu tidak ada perwakilan dari lembaga pendidikan tersebut.
"Terlepas dengan kejadian kematian anak kami, kami hanya ingin pertanggungjawaban dari pihak yayasan atau lembaga pendidikan ponpes," katanya.
Mengenai jasad korban, Suhanan mengklaim bahwa semua sudah dilakukan penanganan petugas kepolisian.
"Sejak terjadinya insiden dugaan perampasan nyawa anak kami, polisi sudah melakukan penanganan dan mendatangi lingkungan ponpes tersebut," katanya.
Tidak hanya itu, kata Suhanan, jenazah korban pun mendapat penanganan dari petugas medis RSUD 45 Kuningan.
"Ya, kejadian kematian korban. Ini sudah dilakukan pemeriksaan sebab kematian bagaimana karena tim medis dengan petugas kepolisian juga telah melakukan autopsi jasad korban," katanya.
Soal hasil autopsi, dia menyebut di sekujur jasad korban itu terdapat luka lebam di bagian belakang alias punggung dan di depan, persis sekitar dada korban.
"Dugaan jelas penganiayaan, tapi gak tahu bisa mengalami luka itu akibat benturan atau pukulan," katanya.
Diberitakan sebelumnya, kabar duka terjadi di kalangan santri di Kuningan.
Seorang santri Pondok Pesantren di Kecamatan Nusaherang meninggal akibat dugaan pengeroyokan senior alias kakak tingkat kelas.
Menurut informasi yang terhimpun, meninggalnya santri yang juga warga Desa Kadugede itu terjadi sekitar pukul 21.00 WIB tadi malam.
Namun sebelum menghembuskan napas terakhir, santri yang diduga kena sasaran bogem mentah oleh dua orang kakak kelas itu sempat dilarikan ke klinik daerah setempat.
Korban diketahui bernama Valentino Nugroho yang akrab disapa Opik (15).
Kemudian, korban terbilang masih di duduk di kelas 2 MTs lingkungan ponpes setempat.
"Soal informasi ada santri meninggal benar. Tapi gak tahu akibatnya, hanya selentingan korban meninggal akibat penganiayaan kakak kelasnya," kata Dede (41), warga setempat, saat di tanya di lokasi lingkungan Ponpes setempat, Senin (21/11/2022).
Hal sama di katakan Tedi (35), juga warga setempat, kejadian semalam sempat menghebohkan warga sekitar.
"Iya semalam, banyak mobil polisi lewat. Pas saya ikuti ke lingkungan ponpes tersebut," katanya.
Kapolres Kuningan AKBP Dhany Aryanda saat dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut.
Namun ia minta menanyakan langsung ke Kasat Reskrim Polres Kuningan. "Sementara ke Kasat langsung ya," katanya. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/ilustrasi-tewas-dibunuh.jpg)