Ribuan Warga Cimahi Masih Menganggur, Disnaker Khawatir Ancaman Resesi Hingga Pekerja Dirumahkan
Disnaker Kota Cimahi khawatir dalam menghadapi ancaman resesi pada tahun 2023 karena bakal berdampak pada jumlah pengangguran di Kota Cimahi.
Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Darajat Arianto
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNJABAR.ID, CIMAHI - Ribuan warga Kota Cimahi hingga saat ini masih menjadi pengangguran atau belum memiliki pekerjaan meski pada tahun 2022 ini jumlahnya diklaim mulai mengalami penurunan.
Pada tahun 2020 lalu, BPS Kota Cimahi sempat merilis jumlah pengangguran yang mencapai 39.055 orang atau 13,30 persen, sedangkan pada tahun 2021 sedikit mengalami penurunan menjadi 38.193 orang atau 13,03 persen.
Selain itu, Disnaker Kota Cimahi khawatir dalam menghadapi ancaman resesi pada tahun 2023 karena bakal berdampak pada jumlah pengangguran di Kota Cimahi.
Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Cimahi Yanuar Taufik mengatakan, jika mengacu pada persentase tersebut maka jumlah pengangguran di Kota Cimahi pada tahun 2022 ini menurun jika dibandingkan tahun 2021.
"Mengacu pada data BPS, pada tahun 2021 ada 38 ribu (pengangguran), kalau melihat angka itu sebetulnya menurun dibandung 2020. Mungkin kalau sekarang (2022) tinggal 30 ribuan lebih," ujarnya di Pemkot Cimahi, Jumat (11/11/2022).
Baca juga: Kota Bogor Menjadi Daerah dengan Tingkat Pengangguran Tertinggi di Jawa Barat, Terendah Pangandaran
Jumlah penganggur tersebut, kata dia, merupakan angka angkatan kerja yang belum mendapatkan pekerjaan, sedangkan di Kota Cimahi ada sekitar 270 ribu tenaga kerja yang dibagi menjadi dua klasifikasi.
"Dari 270 ribu tenaga kerja itu dibagi dua klasifikasi yakni angkatan kerja dan bukan angkatan kerja," kata Yanuar.
Dia mengatakan, angkatan kerja tersebut merujuk pada seseorang yang ada pada usia produktif untuk bekerja di luar pelajar, mahasiswa, ibu rumah tangga, pensiunan, hingga lansia.
"Sementara yang bukan angkatan kerja merupakan mereka yang dikecualikan dari klasifikasi angkatan kerja. Jadi usia tenaga kerja di kita hampir 270 ribu, nah penganggur itu jadi pembilang," ucapnya.
Baca juga: Begini Langkah Bupati Anne Ratna Mustika untuk Menurunkan Angka Pengangguran di Purwakarta
Yanuar mengatakan, hitungan pengangguran pada tahun 2021 itu 39 ribu per 270 ribu atau sekitar 13 persenan, sehingga jumlahnya mengalami penurunan pada tahun ini menjadi 10,77 persen, atau sekitar 30 ribuan per 270 ribu.
Meski mengklaim ada penurunan jumlah pengangguran pada tahun 2022 ini, namun pihaknya khawatir dalam menghadapi ancaman resesi pada tahun 2023 mendatang karena bakal berdampak pada jumlah pengangguran di Kota Cimahi.
"Menjelang resesi sedikitnya pasti berdampak, tapi kita berdoa mudah-mudahan tidak terlalu karena kita tahu di Cimahi ini dominasi oleh industrinya tekstil dan garmen," ujar Yanuar.
Dia mengatakan, produk dari industri di Kota Cimahi mayoritas diekspor ke negara-negara Eropa dan Amerika yang bakal sangat terdampak oleh resesi, sehingga bisa menjadi sinyal buruk bagi tenaga kerja di Cimahi hingga pekerja dirumahkan.
Baca juga: Hadapi Ancaman Resesi Tahun Depan, Pengamat Ekonomi Unpas Bagikan Tips Kaum Milenial Kelola Bujet
"Kalau resesi, dampaknya ke produksi yang tertunda dan akhirnya mungkin pegawai dirumahkan, tapi mudah-mudahan tidak terlalu parah dampaknya," ucap Yanuar. (*)