Nasib Pedagang Tahun dan Tempe, Merugi karena Perajin Mogok Produksi, Sering Kena Semprot Pembeli
Harga tahu dan tempe akan juga akan kembali naik setelah mogok produksi berakhir. Kenaikan kemungkinan sekitar 30 persen dari harga semula
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Seli Andina Miranti
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - PEDAGANG tahu dan tempe di Pasar Atas Baru, Kota Cimahi, Dani (45), mengatakan aksi mogok produksi para perajin tahun dan tempe akan membuat para pedagang merugi hingga jutaan rupiah.
Jika mogok berlangsung tiga hari, ujar Dani, tiga hari itu pula mereka terpaksa tak berjualan. Padahal, dari berjualan tahu dan tempe itu, dalam sehari, rata-rata Dani meraup pendapan hingga Rp 2 juta.
Jika mogoknya tiga hari, ujar Dani, tinggal dikalikan saja kerugian yang ia dapatkan.
Baca juga: DUH Tahu dan Tempe Akan Kembali Langka, Perajin Tahu dan Tempe Mogok hingga Besok
"Hari ini pasokan terakhir, tapi besok sudah enggak ada, nanti baru jualan lagi hari Selasa," ujar Dani di Pasar Atas Baru, kemarin, seraya menyebut biasanya dapat pasokan tahu dan tempe dari Lembang.
Dani memperkirakan, harga tahu dan tempe akan juga akan kembali naik setelah mogok produksi berakhir. Kenaikan, menurut Dani, kemungkinan sekitar 30 persen dari harga semula.
"Saat ini tahu dijual Rp 3.500-7.500 per bungkus isi 10 biji. Kemungkinan naik Rp 1.000 per bungkus. Misalnya, kalau yang ukuran kecil Rp 3.500 bakal naik jadi Rp 4.500," ujar Dani.
Ditemui di lapak dagangannya di Pasar Tradisional Sindangkasih, Cigasong, Kabupaten Majalengka, kemarin, pedagang tahu dan tempe, Eti (50) mengatakan ukuran tahu dan tempe yang lebih kecil dari biasanya sebenarnya sudah terjadi beberapa minggu ini.
Bahkan gara-gara ukurannya yang jauh lebih kecil, Eti mengaku sering "disemprot" para pelanggannya yang kesal.
"Katanya, kenapa ukurannya makin kecil dan tipis," ujar Eti.
Selain ukurannya yang semakin kecil, sebut Eti, banyak pelanggannya juga kesal harga tahu dan tempe justru malah semakin mahal.
Para pembeli tak mau tahu meski sudah dijelaskan bahwa kenaikan harga itu terpaksa mereka terapkan karena harga dari produsennya juga naik.
Baca juga: Soal Mogok Perajin Tahu Tempe, Kopti Kota Bandung Tak Mogok Karena Sudah Dapat Ini Hingga Desember
"Kenaikan tahu-tempe dari produsen sekitar Rp 100 hingga Rp 500 per bungkusnya," ujarnya.
Banyaknya protes pelanggan gara-gara ukuran tahu dan tempe yang semakin kecil juga diakui Isma (45), pedagang tahu-tempe lainnya di Pasar Tradisional Sindangkasih.
Ibu-ibu atau emak-emak yang datang ke lapaknya, kata Isma, bahkan harus bertahan lama adu tawar karena tetap dengan keinginannya untuk membeli dengan harga yang lama.
"Suka alot tuh. Saya suka kasih pengertian bahwa kondisinya sedang kayak gini karena harga kedelai naik. Alhamdulillah ada yang ngerti ada juga yang enggak jadi beli," ujar Isma.
(hilman kamaludin/eki yulianto)