Tahu Tempe Bakal Menghilang di Ciamis, Ratusan Perajin Mogok Akibat Harga Kedelai Rp 14.000 per Kg

Selama 3 hari ini tahu dan tempe akan menjadi barang langka di pasar-pasar di Ciamis, Tasikmalaya dan Kota Banjar. Tahu tempe bakal menghilang dari

Penulis: Andri M Dani | Editor: Darajat Arianto
Tribuncirebon.com/Eki Yulianto
Tahu-tempe yang dijual di pasar tradisional. Tahu tempe bakal menghilang dari berbagai pasar mulai Sabtu (29/10/2022) sampai Senin (31/10/2022) di Ciamis, Tasikmalaya dan Kota Banjar. 


Laporan wartawan Tribunjabar.id, Andri M Dani

TRIBUNJABAR.ID,CIAMIS – Selama 3 hari ini tahu dan tempe akan menjadi barang langka di pasar-pasar di Ciamis, Tasikmalaya dan Kota Banjar.

Tahu tempe bakal menghilang dari berbagai pasar mulai Sabtu (29/10/2022) sampai Senin (31/10/2022).

Mungkin juga tidak akan ada penjual tahu tempe keliling kampung.

Pedagang sayur keliling juga tidak akan berjualan tahu tempe. Karena para produsen tahu tempe di Ciamis akan mogok massal

Setidaknya 500 KK perajin tahu dan 10 KK perajin tempe di Desa Cisadap Kecamatan Ciamis, sentra produksi tahu tempe di Ciamis akan mogok masal.

Tidak produksi dan tidak jualan tahu maupun tempe selama 3 hari, mulai Sabtu (29/10) sampai Senin (31/10).

“Kami akan berhenti produksi selama 3 hari, mulai besok (Sabtu, 29/10) sampai Senin, 31/10),” ujar Kades Cisadap, H Muslih kepada Tribun Jumat (28/10).

Di Desa Cisadap menurut H Muslih terdapat 500 KK perajin tahu dan 10 KK perajin tempe.

Baca juga: Harga Kedelai Naik dan Pengrajin Tahun Tempe Ancam Mogok Masal, Pengamat: Pemerintah Perlu Bersikap

Sentra utama produksinya di Dusun Ciobodas dan Dusun Selawi. Tahu tempe produksi dari Cisadap tersebut dijual ke pasar-pasar di Ciamis, Kota Banjar serta Kabupaten/Kota Tasikmalaya.

Tiap hari, ratusan KK perajin tahu tempe di Desa Cisadap tersebut membutuhkan sekitar 20 ton kacang kedelai/hari untuk diolah jadi tahu dan tempe.

Mereka membelinya dari Kopti atau di luar kopti (pasar).

“Masalah yang terjadi sekarang, bukan stok kacang kedelai langka. Tetapi harganya naik terus. Barangnya ada, tapi harganya makin mahal. Inilah yang menjadi keluhan utama perajin tahu tempe di Cisadap,” katanya.

Menurut H Muslih, harga kacang kedelai yang biasanya hanya Rp 8.000 per kg, kemudian sejak sebulan terakhir terus menerus naik.

Sampai Selasa (11/10) pekan lalu, harga eceran kedelai sudah nembus angka Rp 13.000 per kg. Padahal dua hari sebelumnya masih Rp 12.800 per kg.

“Tapi dalam seminggu ini naik lagi jadi Rp 14.000 per kg. Naik terus bawaannya,” ujar H Muslih yang selain sebagai kades, juga perajin tempe di Desa Cisadap.

Baca juga: Harga Kedelai Naik, Produsen Tahu Tempe di KBB Bakal Ikut Mogok Produksi

Dengan tingkat harga kacang kedelai Rp 14.000 per kg, artinya 500 KK perajin tahu dan 10 KK perajin tempe di Desa Cisadap setiap hari total uang yang dikeluarkan untuk membeli 20 ton kacang kedelai mencapai Rp 280 juta/hari.

Uang yang beredar untuk pembelian kacang kedelai di Desa Cisadap mencapai Rp 280 juta/hari.

Untuk berkelit dari beban biaya produksi menurut H Muslih, ia terpaksa mengurangi produksi.

Yang biasanya membutuhkan 500 kg kacang kedelai/hari untuk membuat tempe, sempat dikurangi jadi 400 kg/hari.

“Tetapi sekarang harga kacang kedelai naik terus. Tak berhenti,” katanya.

Karena harga kacang kedelai semakin membubung, ratusan perajin tahu tempe di Desa Cisadap memilih berhenti produksi selama 3 hari.

Baca juga: Pengusaha Tauco Cianjur Bakal Naikkan Harga Jika Harga Kedelai Terus Naik, Berharap Kondisi Normal

“Dengan harapan harga kacang kedelai turun dan stabil,” ujar H Muslih.

Bila mogok produksi 3 hari, menurut H Muslih mau tidak mau, tahu tempe asal Cisadap Ciamis akan menghilang dari pasar-pasar di Ciamis, Tasikmalaya dan Banjar selama 3 hari ke depan. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved