Harga Kedelai Naik dan Pengrajin Tahun Tempe Ancam Mogok Masal, Pengamat: Pemerintah Perlu Bersikap

Kenaikan harga kedelai ini, kata dia, sudah terjadi pada tahun 2022. Tahun ini, harga kedelai pun mulai mengalami kenaikan lagi

Tribun Jabar/ Putri Puspita
Pedagang tahu tempe Mang Ganda di Pasar Kosambi, Selasa (11/10/2022) 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nazmi Abdurahman

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pengamat Ekonomi Universitas Parahyangan (Unpar) Bandung, Aknolt Kristian Pakpahan menilai rencana mogok produksi yang dilakukan pengrajin tahu-tempe, harus disikapi serius oleh pemerintah.

Kenaikan harga kedelai ini, kata dia, sudah terjadi pada tahun 2022. Tahun ini, harga kedelai pun mulai mengalami kenaikan lagi hingga membuat para pengrajin tahu-tempe kesulitan.

"Ini perlu menjadi catatan, pertama untuk industri yang memang membutuhkan bahan baku kedelai, kayak tahun dan tempe," ujar Aknolt, saat dihubungi Selasa (11/10/2022).

Baca juga: Pengrajin Tahu Tempe di Bandung Mogok Produksi Minggu Depan, Bagaimana Pedagang di Pasar Kosambi?

Menurutnya, sebetulnya kalau melihat data dari Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo), stok kedelai untuk tahun ini relatif aman di angka 400 ton.

"Kalau bicara data, sebenarnya ketersediaan stoknya besar kok, 400 ribu ton dari Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo) itu stok per 6 Oktober 2022, seminggu yang lalu, sementara itu kebutuhan kita rata-rata hanya 200 ribu ton," katanya.

Kondisi ini, kata dia, harus disikapi oleh pemerintah melalui Bulog untuk menyalurkan stok tersebut.

"Karena kita juga tidak tahu, apakah ada penimbun atau oknum yang bermain sehingga memunculkan kenaikan harga kacang kedelai, karena produk ini menjadi kebutuhan masyarakat, jadi rasanya pemerintah perlu bersikap," ucapnya.

Ia menilai pemerintah perlu melakukan operasi pasar terbuka melalui Bulog untuk menyalurkan kedelai kepada para pengrajin tahu dan tempe.

"Namanya operasi pasar terbuka harganya akan lebih murah, jadi kasih saja harga murah supaya harga tahu dan tempe lebih murah dalam jangka panjang perlu ada pengawasan, kok stoknya ada tapi tidak tersalurkan dengan baik," katanya.

Atau pemerintah juga bisa meminta kepada swasta agar menyalurkan stoknya dan kalau perlu dikasih subsidi.

Baca juga: DUH Minggu Depan Pengrajin Tahu Tempe di Bandung Bakal Mogok Produksi, Disdagin Ambil Langkah Ini

"Terbuka jadinya, supaya orang tidak kesulitan mencari kedelai, akhirnya pihak swastanya yang akan melepas stok mereka," katanya.

Ia menilai jika dibiarkan para pengrajin melakukan mogok produksi secara masal maka akan memunculkan banyak efek negatif.

"Pasti akan ada dampak, harga akan naik karena mereka tidak melakukan produksi, apalagi tahu dan tempe termasuk kategori produk utama masyarakat, Pemerintah perlu menyikapi agar tidak ada multi player efek negatif yang lebih luas," ucapnya.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved