Kasus Gagal Ginjal Akut
Warga Bingung, Mana Obat Sirup yang Aman untuk Anak, Kemenkes Janji Segera Umumkan
Obat-obatan dalam bentuk puyer seperti yang disarankan sering kali susah untuk dikonsumsi anak karena rasanya yang pahit.
TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - PENARIKAN obat-obatan dalam bentuk sirup membuat sejumah warga mengaku kesulitan mendapatkan obat yang untuk sang anak. Sejumlah sirup obat yang ditarik BPOM itu diduga mengandung cemaran etilen glikol yang diduga kuat pemicu gangguan ginjal akut atau gagal ginjal akut yang mematikan.
Obat-obatan dalam bentuk puyer seperti yang disarankan sering kali susah untuk dikonsumsi anak karena rasanya yang pahit.
"Susah, apalagi namanya anak kecil, pasti lebih mudah minum obat sirup. Apalagi obat sirup kan ada rasa-rasanya juga disukai anak-anak," ujar Yunita (24), warga Sindangkasih, Kabupaten Purwakarta, kemarin.
Hal serupa diungkapkan Mona (39), warga Kecamatan/Kabupaten Majalengka.
Selain membuatnya bingung, penarikan obat-obatan dalam bentuk sirup ini juga membuatnya khawatir.
"Pusing jadinya," ujar Mona saat ditemui di salah satu apotek di wilayah Kelurahan Babakan Jawa, Majalengka, kemarin.

Kendati demikian, Mona mengaku tetap setuju dengan kebijakan pelarangan sementara peredaran obat sirup yang dicurigai menjadi pemicu penyakit misterius tersebut.
"Khawatirnya, saya kan sebagai masyarakat tidak paham ya namanya obat. Jadi harus memang mengikuti aturan pemerintah," ujarnya.
Selama ini, kata Mona, obat sirup kerap menjadi andalannya saat sang buah hati mulai merasakan demam atau flu di rumah. Anaknya kerap menolak jika tidak disodorkan obat selain sirup.
Baca juga: Sudah 133 Anak Meninggal Karena Gagal Ginjal Akut, Memburuk dengan Cepat Setelah 5 Hari
Baca juga: DAFTAR OBAT Sirup yang Ditarik BPOM Karena Mengandung Cemaran Etilen Glikol Termasuk Termorex Sirup
Selain Mona, kekhawatiran juga diungkapkan Caca (26).
"Jadi takut, khawatir beli obat sirup, gara-gara berita gagal ginjal," kata perempuan pedagang makanan di wilayah Kelurahan Majalengka Wetan ini.
Burhanudin (44), warga Cimahi, berharap pemerintah segera melakukan pengecekan pada semua jenis obat. "Karena ini masalah kesehatan. Tentunya kami kalau membeli obat itu kan untuk kesembuhan atau kesehatan bukan justru menjadi parah," katanya saat ditemui di Jalan Aceh, Bandung, kemarin.
Senada dengan Burhanudin, Nurhalisyah (25) warga asal Kopo. Ia mengaku menjadi lebih selektif ketika hendak membeli obat untuk anaknya yang masih balita pascaramainya kasus gagal ginjal akut pada anak ini.
"Ya sekarang mah ketika membeli obat itu bertanya-tanya dahulu ke apotekernya dan saya juga membaca komposisi obatnya," katanya.
Menyusul merebaknya gangguan ginjal akut misterius pada anak, puluhan merek obat kini tengah dalam penelitian Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).