Ada 15 Negara Siap Hadir di Konferensi Majelis Permusyawaratan Dewan Syuro OKI di Bandung
"Terinspirasi dengan peristiwa Konferensi Asia Afrika event pada 1955 itu dampaknya itu terus berlanjut hingga hari ini.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Adityas Annas Azhari
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Perwakilan negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dijadwalkan menghadiri Konferensi Internasional Ketua Majelis Permusyawaratan Dewan Syuro Negara-Negara Anggota OKI di Kota Bandung pada 24-26 Oktober 2022.
Sekretaris Jenderal MPR RI, Ma'ruf Cahyono, mengatakan jumlah negara OKI yang diundang mencapai 50 negara. Namun, yang sudah mengkonfirmasi hadir mencapai 15 negara, di antaranya Maroko, Iran, Yaman, Bahrain, Malaysia, Saudi Arabia, Mesir, dan Pakistan.
"Ini berkembang terus masih dalam konfirmasi. Jadi, 15 negara nantinya akan bertambah," ujar Ma'ruf di acara Jabar Punya Informasi, di Gedung Sate, Kamis (20/10/2022).

Ma'ruf mengatakan pertemuan ini nantinya baru membicarakan urgensi keberadaan forum. Jadi, belum ada isu khusus atau tematik yang akan dibahas.
"Konferensi ini tak mencantumkan tema secara khusus tapi akan membahas orientasi ke depan parlemen yang diperlukan. Selain itu, akan ada joint statment dirumuskan para delegasi di hari terakhir nanti," katanya.
Baca juga: Presiden Pemuda OKI Syafii Efendi: Generasi Muda Islam Harus Mandiri
Rencanannya acara akan dibuka oleh Presiden dan Wakil Presiden, dan dihadiri para menteri. Termasuk, katanya, akan ada utusan dari berbagai duta besar yang akan bertindak menjadi peninjau.
Ma'ruf mengatakan pertemuan ini digelar karena parlemen negara-negara di dunia harus dikuatkan untuk mewujudkan perdamaian dunia. Gagasan tersebut, kemudian disambut baik oleh Ketua Majelis Syuro Saudi Arabia dan juga Ketua Ketua Majelis tinggi di Maroko.
Baca juga: Gedung Merdeka Segera Direnovasi, Agenda OKI dan Hari Museum Nasional dialihkan
Terkait pemilihan tempat konferensi di Kota Bandung, Ma'ruf mengatakan Bandung merupakan kota yang bersejarah karena menjadi salah satu tempat bersejarah bagi bangsa-bangsa Asia dan Afrika yang saat itu berjuang memerdekakan diri.
"Terinspirasi dengan peristiwa Konferensi Asia Afrika event pada 1955 itu dampaknya itu terus berlanjut hingga hari ini. MPR itu memutuskan diadakan di Jabar khususnya di Bandung dengan pertimbangan salah satunya sejarah selain kenyamanan, keindahan Kota Bandung," paparnya.
Baca juga: KTT OKI Digelar di Bandung Minggu Depan, Polisi Siapkan Pengamanan
Kepala Biro Pemerintahan dan Otonomi Daerah Setda Provinsi Jabar, Dodit Ardian Pancapana, mengatakan Bandung dipilih menjadi tempat konferensi karena selain menjadi tempat penyelenggaraan KAA, Dasasila Bandung yang mempersatukan negara-negara Asia dan Afrika pun lahir di Bandung.
"Pembukaan nanti di Gedung Merdeka. Lalu ke Hotel Pullman. Ada historical walk juga nantinya. Jadi tak hanya geografis, tapi historis juga dan ada tinjauan ke museum," katanya.
Baca juga: Warga Bandung Siap-siap,Ini Rekayasa Lalu Lintas yang Akan Diterapkan Polisi saat KTT OKI di Bandung
Pada 24 Oktober di Gedung Sate rencananya akan digelar gala dinner bersama Gubernur Jabar dan Ketua MPR RI. Kemudian pada 25 Oktober di Gedung Merdeka, akan dilakukan pembukaan oleh Wapres RI. Selanjutnya pada 26 Oktober diselenggarakan di Hotel Pullman. (*)