Menilik Tradisi Unik Memandikan Kayu Peninggalan Para Wali di Desa Kertawinangun Cirebon

Ratusan warga memadati Situs Balong Keramat Tuk Pangeran Mancur Jaya di Desa Kertawinangun, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon, Sabtu (15/10/2022).

Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: Hermawan Aksan
Tribun Jabar
Proses pengangkatan kayu mati Buyut Perbatang di Situs Balong Keramat Tuk Pangeran Mancur Jaya di Desa Kertawinangun, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon, Sabtu (15/10/2022). 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Ahmad Imam Baehaqi

TRIBUNJABAR.ID, CIREBON - Ratusan warga memadati Situs Balong Keramat Tuk Pangeran Mancur Jaya di Desa Kertawinangun, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon, Sabtu (15/10/2022).

Rupanya, mereka hendak menyaksikan prosesi pencucian kayu mati Buyut Perbatang peninggalan Pangeran Mancur Jaya di situs keramat tersebut.

Ritual itu merupakan pelal atau puncak rangkaian peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw di Desa Kertawinangun, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon.

Tradisi tersebut digelar setiap 19 Rabiul Awal atau sepekan setelah tradisi panjang jimat di Keraton Kasepuhan dan Keraton Kanoman.

Baca juga: Ini Langkah PT KAI Daop 3 Cirebon Antisipasi Bencana Hidrometrologi Saat Musim Hujan

Ritual itu diawali pembacaan doa dan selawat, kemudian seorang pria mengumandangkan azan serta ikamah persis di sisi kolam berukuran kira-kira 10 × 5 meter.

Selanjutnya, tujuh pria terjun ke kolam sedalam kira-kira satu meter yang dikelilingi oleh tembok bata merah yang tingginya mencapai satu meter.

Mereka pun mengambil sebatang kayu sepanjang kira-kira dua meter dari dasar kolam secara perlahan, kemudian menyerahkannya kepada lima orang yang berada di atas kolam.

Baca juga: Ada 15 Titik Rawan Bencana Hidrometrologi di Cirebon, Tersebar di Sepanjang Jalur Kereta Api

Kayu itu pun dibawa ke kediaman Juru Kunci Situs Balong Keramat Pangeran Mancur Jaya, Raden Suparja, yang berada tak jauh dari kolam untuk dimandikan menggunakan air dan kembang tujuh rupa.

Selain itu, kayu mati Buyut Perbatang tersebut dibungkus kain putih dan ditutupi kain batik kemudian ditaburi bunga tujuh rupa di atasnya.

Kayu itu disemayamkan di rumah Raden Suparja sebelum diletakkan kembali di kolam keramat peninggalan Pangeran Mancur Jaya pada Sabtu malam tepat pukul 21.00 WIB.

Selama prosesi tersebut, aroma kemenyan terasa cukup menusuk hidung.

Bahkan, di sisi kayu yang disemayamkan juga terlihat seorang pria tengah membakar kemenyan.

"Ritual pelal di Situs Balong Keramat Tuk Pangeran Mancur Jaya ini sudah berlangsung sejak ratusan tahun lalu," ujar Raden Suparja saat ditemui seusai kegiatan.

Ia mengatakan, inti dari tradisi kali ini ialah pembersihan dan penggantian kain putih yang membungkus kayu mati Buyut Perbatang peninggalan Pangeran Mancur Jaya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved