Rumah Sakit Santosa Bandung Central Resmikan Pelayanan Kesehatan di Tower D SHBC
Sebagai wujud komitmen dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan bagi pasien, Rumah Sakit Santosa Bandung Central (SHBC) meresmikan perluasan pelayan
Penulis: Cipta Permana | Editor: bisnistribunjabar
Laporan wartawan Tribunjabar.id, Cipta Permana.
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Sebagai wujud komitmen dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan bagi pasien, Rumah Sakit Santosa Bandung Central (SHBC) meresmikan perluasan pelayanan kesehatan di Tower D SHBC, Rabu (12/10/2022).
Direktur Utama SHBC, dr. Yayu Rahayu, MM menjelaskan, bahwa perluasan tersebut, mencakup bangunan sembilan lantai, yang mampu menampung kapasitas 116 tempat tidur tambahan.
Dimana seluruh ruangan di tower D SHBC, memiliki fasilitas bertekanan positif dan negatif.
"Seluruh ruangan di tower D SHBC bertekanan negatif, kecuali di lantai lima yang memiliki tekanan positif," ujarnya saat ditemui usai acara peresmian tower D di SHBC.
dr. Yayu pun menjelaskan, bahwa disediakannya fasilitas ruangan bertekanan positif dan negatif ini, untuk memberikan pelayanan bagi seluruh pasien dengan berbagai penyakit yang dideritanya, khususnya pasien bergejala covid-19 atau, yang membutuhkan perawatan tertentu untuk menjaga stabilitas kondisi infeksiusnya yang dialaminya.
"Dengan sembilan lantai ini, kami membuka layanan kesehatan, mulai dari NICU (Neonatal Intensive Care Unit), ICU (Intensive Care Unit), dan PICU (Pediatric Intensive Care Unit). Serta kami pun memiliki layanan untuk kemoterapi yang berada di lantai lima," ucapnya.
Dengan hadirnya fasilitas di tower D SHBC ini, membuat pelayanan kesehatan bagi pasien bergejala covid-19 semakin optimal dan lebih siap dalam memberikan pelayanan maupun perawatan di bandingkan saat covid-19 melanda tiga tahun lalu.
Ia menuturkan, bahwa pandemi covid-19 beberapa tahun lalu, membuat seluruh layanan rumah sakit di Indonesia, termasuk SHBC cukup mengalami kendala, untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi pasien secara optimal.
Salah satu kendala yang dialami adalah ketersediaan ruang bertekanan negatif yang di buat secara mendadak dan belum maksimal.
Namun, belajar dari pengalaman tersebut, kini fasilitas tekanan negatif di seluruh ruang perawatan di Tower D SHBC, Ia memastikan sudah sempurna, dengan berbagai pengembangan dan telah melalui tahapan pengujian.
"Insya Allah saat ini kami lebih siap dibandingkan sebelumnya, jika suatu hari nanti ada lagi kondisi pandemi seperti covid-19, atau varian lain datang lagi ke Indonesia, atau pasien membutuhkan layanan fasilitas tekanan negatif kami sudah sangat siap, termasuk melayani penyakit seperti TBC atau penyakit lain yang berhubungan dengan gangguan di saluran pernapasannya," ujarnya.
dr. Yayu menambahkan, selain fasilitas layanan perawatan intensif tersebut, di tower D SHBC pun, pihaknya memiliki layanan poliklinik khusus anak, yang dipisahkan dengan pelayanan poliklinik lainnya.
Pemisahan poliklinik khusus anak tersebut, lanjutnya, untuk memastikan keamanan dan kenyamanan pasien anak-anak, dari potensi tertular virus atau penyakit dari orang pasien dewasa.
Apalagi sejak pandemi covid-19 melanda, pihaknya melihat dan memahami adanya kekhawatiran dari para orangtua untuk memeriksakan kondisi kesehatan anaknya ke rumah sakit.
"Oleh karenanya penempatan khusus poliklinik khusus anak yang berada di lantai dua ini kami wujudkan, agar para orangtua tidak lagi merasa khawatir anaknya berpotensi tertular penyakit dari pasien dewasa," ujar dr. Yayu.
dr. Yayu menambahkan, layanan poliklinik khusus anak di SHBC pun bukan hanya untuk melayani pasien sakit, namun juga pasien sehat yang membutuhkan layanan konsultasi.
Di poliklinik khusus anak ini, SHBC juga memiliki layanan dokter spesialis untuk bedah anak, spesialis bedah ortopedi anak, layanan digestive atau pencernaan anak, layanan khusus tumbuh kembang anak, psikiater atau kejiwaan anak, hingga spesialis kanker anak.
"Layanan kejiwaan anak kami sediakan, salah satunya untuk mengatasi anak dalam kecanduan atau ketergantungan dengan handphone. Selain itu, kami juga memiliki layanan dokter spesialis mata anak dan spesialis gigi anak yang berada di lokasi poliklinik sebelumnya, karena fasilitas dan peralatan untuk kedua spesialis itu sangat khusus," ucapnya.
Dirinya berharap, dengan hadirnya layanan di tower D SHBC ini, dapat mendukung upaya pemerintah di dalam mengembangkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, mulai dari kelompok masyarakat berusia lanjut hingga bayi yang baru dilahirkan.
"Semoga apa yang kami bangun di rumah sakit ini (SHBC), bisa melayani masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan. Kami pun siap melayani seluruh pasien, baik itu pasien umum, kontraktor, asuransi, termasuk pasien BPJS," katanya.
Apresiasi peresmian tower D SHBC pun diberikan oleh Kepala Bidang Hubungan Internasional Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS), Dr. H. Hanny H. Ronosulistyo, Sp. OG (K), MM yang turut hadir dalam acara peresmian.
Menurutnya, sebagai rumah sakit rujukan dengan akreditasi A, dan menjadi yang tertinggi dari seluruh rumah sakit swasta di seluruh Indonesia, fasilitas layanan di SHBC sangat luar biasa.
Termasuk, dengan hadirnya layanan di tower D yang mampu mengantisipasi kembali terjadinya situasi pandemi, seperti beberapa tahun lalu.
"Ketersediaan layanan untuk mempersiapkan seandainya kembali datangnya pandemi dan penyakit saluran pernapasan yang disiapkan SHBC ini sangat luar biasa. Dengan persiapan prima yang telah dilakukan, saya menilai, SHBC menjadi rumah sakit yang paling siap dari seluruh rumah sakit di Indonesia, jika seandainya terjadi bencana (pandemi) lagi," ujarnya di lokasi yang sama.
Ia pun berharap, dengan progres positif yang terus ditunjukkan SHBC, cita - cita untuk menjadi rumah sakit bertaraf internasional dapat segera terwujud.
"Mudah-mudahan, cita-cita SHBC untuk menjadi rumah sakit bertaraf internasional dapat tercapai. Maka kami mohon doa restu dari seluruh pihak," katanya (Cipta Permana).