Tragedi Arema vs Persebaya
Ratusan Korban Terinjak-injak di Pintu Stadion Kanjuruhan Saat Tragedi Arema vs Persebaya
Duka dan pilu datang dari Malang, Jawa Timur. 'Big match' Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10) malam berakhir tragis.
Sahroni menyebut, insiden tersebut bukan lagi merupakan tragedi olahraga, namun sudah merupakan tragedi kemanusiaan berat. Sehingga harus mendapat perhatian penuh dari seluruh bangsa, terutama petinggi negara seperti presiden dan kapolri.

"Saya sebagai pimpinan Komisi III secara khusus meminta Kapolri untuk memberikan atensi luar biasa terhadap kasus ini. Usut tuntas dan tindak pihak yang bertanggung jawab," ujarnya.
"Kesalahan pasti ada di lebih dari 1 pihak, bisa suporter, panpel dan klub, atau aparat. Semua harus diusut. Namun yang jelas dan telak sudah dilamggar adalah penggunaan gas air mata oleh aparat," lanjutnya.
Menyusul kerusuhan ini, Presiden Joko Widodo pun memerintahkan penghentian Liga 1 selama setidaknya satu minggu. Presiden juga memerintahkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk segera mengambil langkah.
“Khusus kepada Kapolri saya minta melakukan investigasi dan mengusut tuntas kasus ini,” kata Presiden Jokowi.
Presiden juga memerintahkan Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan bersama Menpora Zainuddin Amali, dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, untuk melakukan evaluasi menyeluruh tentang pelaksanaan pertandingan sepakbola. “Termasuk juga prosedur pengamanannya,” kata Presiden Jokowi.

Presiden mengatakan telah meminta Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawangsa untuk memonitor penanganan medis bagi korban di rumah sakit. “Agar mendapatkan layanan terbaik,” tuturnya.
Kepala Negara berharap peristiwa di Malang ini menjadi yang terakhir dalam dunia sepakbola di Tanah Air. “Jangan sampai ada lagi tragedi kemanusiaan seperti ini di masa yang akan datang. Sportivitas, rasa kemanusiaan dan rasa persaudaraan bangsa Indonesia harus terus kita jaga bersama,” ujarnya.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainuddin Amali mengatakan telah berkoordinasi dengn Kapolri Jenderal Listyo Prabowo dan Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan untuk mengambil langkah penanganan secara cepat dan tepat terhadap kejadian kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang yang merenggut ratusan nyawa. Tragedi di Kanjuruhan, ujarnya, harus menjadi yang terakhir dalam sepakbola di tanah air.
“Kepada mereka yang harus bertanggung jawab tentu harus bisa mempertanggung jawabkan sesuai aturan yang berlaku (aturan FIFA, aturan PSSI dan aturan-aturan lainnya yang berlaku di negara ini),” katanya.
Minta Maaf
Kemarin, melalui situs resminya, PSSI meminta maaf dan menyesali kerusuhan di stadion Kanjuruhan. "PSSI menyesalkan tindakan suporter Aremania di Stadion Kanjuruhan," ujar Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan. "Kami berduka cita dan meminta maaf kepada keluarga korban serta semua pihak atas insiden tersebut."
Iriawan juga menyatakan kompetisi Liga 1 akan dihentikan selama satu pekan dan Arema FC dilarang menjadi tuan rumah selama sisa kompetisi.
Senada dengan PSSI, Pemerintah Kabupaten Malang juga menyesali kejadian tersebut. Bupati Malang, HM Sanusi mengatakan Pemerintah Kabupaten Malang akan menanggung biaya pengobatan suporter yang menjalani perawatan di rumah sakit akibat kerusuhan itu.
"Kami sudah cek ke setiap rumah sakit tempat mereka dirawat, dan kami sudah sampaikan ke masing-masing kepala rumah sakit, Pemkab Malang akan menanggung biaya perawatannya," ungkap Sanusi dalam konferensi pers di Mapolres Malang.