Ketika Napi Lapas Majalengka Berlomba-lomba Belajar Membaca Alquran, Ingin Jadi Pribadi Lebih Baik
Seratus narapidana di Lapas Majalengka berlomba-lomba belajar membaca Alquran.
Penulis: Eki Yulianto | Editor: taufik ismail
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto
TRIBUNJABAR.ID, MAJALENGKA - Walaupun berada di balik jeruji besi, narapidana di Lembaga Pemasyarakatan atau Lapas Kelas II B Majalengka terus mengasah ilmu keagamaan dalam hal belajar membaca Alquran.
Para napi yang berjumlah 100 orang itu dikumpulkan di Masjid Al-Awabin dan Aula Lapas Majalengka.
Mereka dibagi menjadi empat kelompok, di mana masing-masing kelompok berjumlah 25 orang.
Masing-masing kelompok diajarkan membaca Alquran yang dilaksanakan dengan metode Tahrir yang mana menjadikan napi dapat membaca Alquran dengan baik dan cepat dalam waktu 1 hari.
Kepala Lapas Majalengka, Suparman mengatakan, kegiatan pembelajaran membaca Alquran ini digelar dalam program Indonesia Bisa Baca Quran atau IBBQ.
Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka pembinaan kepribadian sesuai dengan Pasal 3 PP nomor 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan.
"Serta menindaklanjuti Perjanjian Kerjasama Lapas Kelas II B Majalengka bersama Yayasan Cinta Quran Foundation melalui Program Indonesia Bisa Baca Quran Bogor Nomor 057/CQF/IBBQ/MOU tanggal 20 September 2021 lalu," ujar Suparman kepada Tribun, Rabu (28/9/2022).
Disampaikan dia, kegiatan digelar selama dua hari, yakni 27-28 September 2022.
Tujuannya, selain bekal agama, para napi juga diberikan pemahaman terkait ilmu-ilmu tajwid dalam membaca Alquran.
Adapun, kegiatan tersebut juga selama tiga tahun terakhir dilaksanakan secara daring, baru tahun ini bisa terlaksana secara langsung setelah keluar edaran kunjungan dan pembinaan tatap muka terbatas.
"Ini juga untuk mengurangi niat jahat dan membekali narapidana," ucapnya.
Suparman menyampaikan, untuk guru pengajarnya sendiri, kali ini dipimpin langsung oleh Ustaz Abdulrahman Ramli.
Selain itu, bagi mereka yang sudah bisa membaca ayat suci Alquran serta iqra bisa mengajari temannya yang belum pandai membaca Alquran.
"Baik tahanan maupun narapidana, bagi yang muslim dituntun untuk bisa mengaji, karena itu mereka yang belum bisa membaca Alquran kita bimbing untuk membaca Alquran,” jelas dia.
Kalapas juga berharap kepada masyarakat umum untuk bisa merangkul mantan napi yang telah menyelesaikan masa hukumannya.
Agar para mantan napi tersebut bisa berbaur kembali di tengah-tengah lingkungan masyarkat dengan baik.
“Harapannya masyarakat dapat menerima mereka, hilangkan stigma negatif terhadap mantan napi, agar mereka tidak kembali berbuat kesalahan,” katanya.
Salah satu napi, Waskim (45) menjelaskan, selama di dalam lapas dirinya banyak mengalami perubahan, bisa lebih dekat kepada Tuhan.
Napi yang akan bebas sebentar lagi ini berjanji tidak akan mengulangi lagi kesalahannya.
“Saya sangat bersyukur karena Lapas bisa disulap menjadi tempat yang nuansanya sangat Islami, saya berharap bisa belajar baca Alquran dan lebih mendekatkan diri pada Allah SWT dan setelah bebas bisa menjadi imam yang baik bagi keluarga dan contoh yang baik bagi masyarakat,” ujar Waskim.
Baca juga: Raskim Bingung Cari Anaknya Sukeci, Sudah 3 Hari Tak Pulang Usai Bakar Rumah yang Mereka Huni