Pilpres 2024
Anies Baswedan Tegaskan Siap Calonkan Diri Jadi Presiden 2024, Jadi Duet Bareng Anak SBY?
Gubernur DKI Jakarta kemungkinan tak akan kesulitan untuk terus maju di Pilpres 2024.
TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan kesiapannya untuk dicalonkan sebagai calon presiden 2024 atau sebagai capres 2024.
Anies Baswedan siap mencalonkan diri sebagai presiden meski sejauh ini belum mendapat dukungan resmi dari partai politik.
Jabatan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta akan berakhir bulan depan atau Oktober 2022.
"Saya siap mencalonkan diri sebagai presiden jika ada partai mencalonkan saya," katanya kepada Reuters dalam sebuah wawancara di Singapura, Kamis (15/9).
Anies menambahkan dengan posisinya yang tidak menjadi anggota partai politik memungkinkan dia memiliki ruang untuk berkomunikasi dengan semua faksi.
"Survei yang tidak diminta ini terjadi bahkan sebelum saya berkampanye. Saya pikir mereka memberi saya lebih banyak kredibilitas," kata Anies, mantan Menteri Pendidikan dan eks Rektor Universitas Paramadina ini.
Kandidat potensial lainnya dalam pemilihan presiden 2024 di antaranya Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, yang mencalonkan diri dua kali sebelumnya, tetapi tidak berhasil.
Adapula Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, seorang politisi yang sedang naik daun di partai poltik yang berkuasa.
Analis mengatakan, Anies kemungkinan akan menjadi yang terdepan mengingat popularitasnya di Jakarta, posisi yang sering dianggap sebagai batu loncatan menuju kursi kepresidenan.
Baca juga: Anies Baswedan akan Diduetkan Dengan Anak SBY, Partai Demokrat Sudah Tanya ke Rakyat
Presiden Joko Widodo adalah Gubernur DKI selama dua tahun sebelum menang pemilihan presiden pada tahun 2014.
Tetapi, Reuters melaporkan, Anies juga dikritik karena ia naik ke tampuk kekuasaan di Jakarta pada tahun 2017, dibantu oleh kelompok-kelompok Islam garis keras yang telah melakukan agitasi selama berbulan-bulan terhadap lawannya dan mantan gubernur Basuki Tjahaja Purnama, seorang Kristen etnis Tionghoa, yang kemudian dipenjara karena menghina Islam.
Pada saat itu, Anies, yang menganut Islam moderat, terlihat tidak berbuat banyak untuk memperbaiki keretakan agama dan komunal yang melebar.
Namun, Anies mengatakan, kebijakannya sebagai gubernur telah "mempersatukan rakyat Jakarta".
"Dulu, orang berasumsi tentang saya dan apa yang saya perjuangkan dan apa yang akan saya lakukan di kantor. Sekarang, saya telah menjabat selama lima tahun, jadi nilailah saya berdasarkan kenyataan dan rekam jejak," katanya.
Akan Diduetkan dengan Anak SBY
Meski tak memiliki kendaraan politik, Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta kemungkinan tak akan kesulitan untuk terus maju di Pilpres 2024.
Popularitas dan elektabilitas yang bersaing ketat dengan tokoh politik lainnya, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo, menjadi daya tarik partai politik.
Partai Demokrat wilayah Jakarta malah sangat bersemangat untuk menduetkan Anies Baswedan dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Atau pilihan lainnya, Anies Baswedan menjadi wakil dari AHY di Pilpres 2024.
Ketua DPD Partai Demokrat DKI Jakarta Mujiyono mengaku sudah menanyakan keinginan kader dan warga Jakarta soal keinginnya, siapa yang akan memimpin Indonesia setelah Jokowi lengser.
Kader Partai Demokrat dan warga Jakarta meminta duet AHY-Anies Baswedan atau sebaliknya.
“Saya harus sampaikan itu, politik itu kan juga perlu kejujuran, politik itu kan harus aspiratif. Secara random (acak) saya tanya, lu mau siapa, dan rata-rata di DKI maunya Anies-AHY atau AHY-Anies,” kata Mujiyono saat tasyakuran HUT ke-21 Partai Demokrat di kantor DPD Demokrat DKI, Jalan Bungur Buntu Nomor 34 RT 16/05, Kelurahan Bangka, Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan pada Jumat (9/9/2022) malam.
Mujiyono mengungkapkan, Demokrat DKI harus mengangkat nama AHY terlebih dahulu ketimbang Anies.
Karena itu, kemungkinan Demokrat DKI bakal menjadikan Anies sebagai Cawapres dari Demokrat DKI, sedangkan AHY sebagai Capres.
“Kalau di Demokrat harus AHY-Anies dong, kan kami punya kendaraan, kan yang punya STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan) atas nama kami,” ucap Mujiyono yang juga menjadi Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta ini.
Meski demikian, kata dia, politik di Tanah Air cenderung fleksibel dan penuh dengan dinamika.
Bisa saja wacana itu berubah, dan Demokrat sendiri akan menggelar Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) di Jakarta pertengahan September 2022 ini.
“Tapi ya namanya politik, Ketum sih pasti berusaha, Ketum bangun partai, dan dinamikanya tentu akan terus diperbarui. Entah dengan siapa, nanti di Rapimnas akan ketahuan, dan digelar pada 15-16 September, pasti nanti ada pernyataan yang mengarah terkait koalisi,” jelasnya.
Kata dia, nama Anies perlu diperhitungkan karena bagian dari banyak aspirasi masyarakat terutama Ibu Kota.
Apalagi Mujiyono mendapat tugas dari partai untuk memenangkan Demokrat saat Pemilu di DKI Jakarta, dengan mencari koalisi dan figur yang berpotensi membawa kemenangan bagi partai.
“Nama Anies itu aspirasi masyarakat DKI Jakarta loh ya, kalau di wilayah Jawa Tengah beda lagi. Saya ini kan bagaimana memenangkan DKI, dan seluruh potensi yang ada termasuk wacana koalisi, saya harus cari yang peluangnya kira-kira besar,” jelasnya. (Khomarul Hidayat/Kontan)