Layar Sauh, Hasil Riset Kolaborasi ISBI Bakal Dipentaskan di Marine Spatial Planning & Services Expo

Melalui riset yang dilakukan tim Floating Heritage Festival, lahir sebuah karya pertunjukan tari berjudul Layar Sauh.

Istimewa
Ketua Periset Seni Maritim dari Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, Yanti Heriyawati 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nazmi Abdurahman

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Indonesia memiliki keanekaragaman seni dan budaya, salah satunya yang berakar dari tradisi maritim.

Melalui riset yang dilakukan tim Floating Heritage Festival, lahir sebuah karya pertunjukan tari berjudul Layar Sauh.

Ketua Periset Seni Maritim dari Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, Yanti Heriyawati mengatakan, Layar Sauh merupakan karya seri Jelajah Negeri Maritim.

Baca juga: Kampus ISBI Kembali Dipimpin Rektor Perempuan, Retno Dwimarwati Resmi Gantikan Een Herdiani

Judul Layar Sauh, kata dia, merujuk dari beberapa istilah dalam dunia perkapalan atau kemaritiman.

"Secara konseptual bermakna menancap agar tidak oleng, menahan agar tidak runtuh. Bentuk karya mengekspresikan bagaimana menyesap laut, meraba pasir, mengentak kaki, menahan desir angin, menggapai debur ombak,"ujar Yanti, dalam keterangannya, Senin (12/9/2022).

Perjalanan riset ini, kata dia, telah dilakukan dengan menjelajahi wilayah pesisir dan dunia kemaritiman Indonesia dari bumi Cendrawasih hingga Tanah Rencong.

"Jelajah yang tidak akan pernah selesai sebagai pesona panggung tanpa tepian," katanya.

Menurut Yanti, Riset Floating Heritage Festival telah dimulai sejak tahun 2020 bersama timnya yakni Afri Wita dan Juju Masunah.

"Tahun ini kami menerima Program Riset dan Inovasi untuk Indonesia Maju Gelombang 1 Tahun 2022 dan mendapatkan dukungan dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP)," ucapnya.

Karya Layar Sauh ini akan dipentaskan pada Marine Spatial Planning & Services Expo 2022 di Pullman Jakarta Central Park pada 13 -15 September 2022.

Disebutkan Yanti, risetnya kali ini memfokuskan pada pemodelan seni maritim sebagai produk inovasi jejaring nasional dan internasional.

Estetika dan artistik, kata Yanti, dirumuskan berdasarkan hasil riset terhadap budaya maritim Indonesia sehingga menghasilkan karya Seni Maritim sebagai produk seni monumental.

Baca juga: Penyakit Tidak Menular Ancam Usia Muda, Mahasiswa hingga Dosen ISBI Cek Darah hingga Pemeriksaan HIV

"Tim riset secara kolaboratif terdiri antar perguruan tinggi termasuk dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, dengan kompetensi keilmuan yang multidisiplin," katanya.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved