Harga BBM Naik

BREAKING NEWS, Sesama Kelompok Mahasiswa Bentrok di Depan Gedung DPRD Jabar, Demo Tolak BBM Naik

Demo mahasiswa tolak kenaikan harga BBM di Kota Bandung ricuh. Dua kelompok massa mahasiswa saling dorong di depan gedung DPRD Jabar.

Tribunjabar.id/M Syarif Abdussalam
Demo mahasiswa tolak kenaikan harga BBM di Kota Bandung ricuh. Dua kelompok massa mahasiswa saling dorong di depan gedung DPRD Jabar. 

Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kericuhan sesama mahasiswa di demo tolak harga BBM naik, tidak dapat terhindarkan saat kelompok pengunjuk rasa dari PMII yang tengah berorasi di depan Gedung DPRD Jabar, kedatangan kelompok massa dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Universitas Komputer Indonesia (Unikom), Universitas Islam Bandung (Unisba), dan Universitas Pasundan (Unpas).

Pukul 16.00 WIB, massa dari empat universitas ini sampai di depan Gedung DPRD Jabar.

Padahal di saat yang bersamaan, demo mahasiswa dari PMII masih berorasi membacakan puisi dan membakar ban.

Baca juga: Mahasiswa di Garut Duduki Kantor DPRD, Bupati Sepakat Tolak Kenaikan BBM dan Berikan Solusi Ini

Tiba-tiba, kedua kelompok ini pun bersitegang dan akhirnya terjadi aksi saling dorong.

Para koordinator aksi demo mahasiswa masing-masing berupaya menenangkan mahasiswa yang bersitegang dan saling dorong.

Sampai akhirnya selesai, tidak lama setelah saat salawat dikumandangkan.

Kelompok PMII pun meninggalkan lokasi ke arah Gedung Sate, dan kelompok empat universitas ini berorasi sejenak.

Sebelum sampai di Gedung DPRD Jabar, kelompok mahasiswa empat universitas ini sempat mendatangi Gedung Sate. Namun, hujan turun dan orasi pun terhambat. Mereka pun berjalan kaki memutar ke Gasibu kemudian sampai di Gedung DPRD Jabar.

"Ini mungkin yang menjadi evaluasi kita hari ini, untuk ke depannya agar dapat sama-sama menjaga satu narasi perjuangan bersama. Bersama-sama kita menjaga kawan-kawan kita agar tidak mudah terganggu sama lain demi menjaga api perjuangan ini," kata Randika Maulana dari UPI, Rabu (7/9).

Ia menyatakan aksi ini didasari masyarakat yang merasa tercekik dengan persoalan ekonomi saat ini. Karena jika harga BBM subsidi naik, jelas akan ada efek dominonya terhadap harga kebutuhan pokok masyarakat. Ia pun menyatakan kejadian seperti ini tidak harus terjadi.

Tidak lama setelah kericuhan itu, massa pun membubarkan diri, padahal api dari ban yang terbakar masih menyala. Jalan Diponegoro pun dibuka kembali.
 

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved