Gara-gara Tak Mandi Sebulan, Warga Sumedang Suspek Cacar Monyet, Dirawat di RSUD Sumedang
Warga di Kabupaten Sumedang harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit karena mengalami gejala mirip cacar monyet (monkeypox).
TRIBUNJABAR.ID - Gara-gara tak mandi selama satu bulan, seorang warga di Kabupaten Sumedang terpaksa harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit karena mengalami gejala mirip cacar monyet (monkeypox).
Hingga kemarin, pasien yang mengalami gejala mirip cacar monyet itu masih menjalani perawatan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sumedang. Kondisinya mulai membaik.
Humas RSUD Sumedang, Rudianto mengatakan, pasien yang mengalami gejala mirip cacar monyet itu langsung menjalani observasi dan pengawasan intensif sejak tiba di rumah sakit, 20 Agustus lalu.
"Pasien telah menjalani pemeriksaan yang intensif, termasuk pemeriksaan luka-lukanya di labolatorium. Hasilnya, ia tidak menderita cacar monyet. Bukan dugaan lagi, dokter telah menyatakan itu negatif," kata Rudianto kepada Tribun, Rabu (24/8).
Baca juga: Geger Ada Pasien Cacar Monyet di Sumedang, RSUD: Negatif, Tapi Sakit Akibat Tak Mandi Sebulan
Rudianto mengatakan pasien laki-laki yang sempat diduga terpapar cacar monyet ini berinisial D (33), warga Kecamatan Cibugel, Kabupaten Sumedang.
Dari hasil pemeriksaan di laboratorium diketahui, luka-luka pada kulit pasien yang mirip dengan luka yang timbul karena cacar monyet itu ternyata adalah luka karena penyakit jamur kulit.
Jamur itu tumbuh karena pasien tersebut, menurut Rudianto, memang kurang bisa menjaga kebersihan diri.
"Setelah ngobrol dengan pasien diketahui, selama sebulan pasien tersebut pernah tidak mandi," kata Rudianto.
Rudianto mengatakan, belum ada kepastian berapa lama pasien ini akan menjalani perawatan di RSUD Sumedang.
Menurutnya, ada beberapa hal yang perlu diperiksakan ke dokter khusus, seperti soal kondisi kejiwaan Deni yang mengalami cemas berlebihan.
"Ada dijadwalkan periksa ke poli jiwa, dan diduga pasien ini juga menderita TBC. Akan diperiksakan juga," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang, Dadang Sulaeman, mengatakan, pasien tersebut langsung menjalani observasi dan perawatan intensif di rumah sakit karena mengalami gejala seperti cacat monyet sepulang dari Jakarta.
Kewaspadaan diberlakukan karena di kasus cacar monyet pertama di Indonesia baru saja terjadi di Jakarta.
"Kami menerima notifikasi dari Kabupaten Garut. Informasinya, ada pasien asal Sumedang yang datang ke Puskesmas Ciawitali, Kabupaten Garut," ujar Dadang kepada Kompas.com, melalui sambungan telepon, kemarin siang.
Dadang menuturkan, pasien tersebut memiliki keluhan demam, mual, bintik-bintik ruam, bernanah di wajah, tangan, dan badan.
"Setelah menerima informasi tersebut, maka kami evakuasi pasien itu ke RSUD Sumedang. Alhamdulillah, sekarang sudah ditangani oleh tim ahli," ujar Dadang.
Pasien tersebut mulai muncul ruam sejak 14 Agustus 2022. Namun sebelumnya, kata Dadang, pasien ini tidak melakukan perjalanan luar negeri, tidak memiliki komorbid, dan tidak berstatus kontak erat dari kasus probable monkeypox.
Ia juga mengaku tidak pernah kontak dengan hewan monyet, dan tidak ada orang lain yang mengalami gejala yang sama di rumah.
"Itu catatan pentingnya. Kemudian, setelah dirawat di RSUD (Sejak tanggal 20 Agustus 2022), kondisinya membaik," ujar Dadang seraya menegaskan bahwa berdasarkan pemeriksaan tim ahli di RSUD Sumedang, kondisi pasien ternyata tidak mengarah kepada cacar monyet.
Pasien, ujarnya, masih terus di RSUD Sumedang.
"Kami juga terus berkoordinasi dengan Dinkes Provinsi Jabar dan Kemenkes. Kebetulan, karena sekarang sedang ramai penyakit monkeypox yang datang dari Singapura itu, jadi kita semua ketakutan begitu," ujar Dadang.
Dadang mengatakan, dengan langkah yang telah Dinas Kesehatan Sumedang lakukan pada pasien ini, warga tidak perlu khawatir.
"Kami tetap mengimbau kepada seluruh warga Sumedang untuk tetap tenang, dan waspada, selalu upayakan pencegahan dan perilaku hidup bersih dan sehat.
Sebab, potensi penularan itu ada, karena penyebabnya itu adalah virus. Jadi poinnya adalah perilaku hidup bersih dan sehat," kata Dadang. (kiki andriana/kompas.com/tribunnetwork)