Persib Bandung

Bobotoh, Flare, Langgar Kesepakatan di Sleman dan Persib Bandung Terancam Denda, Ini Kata Bomber

Bahkan, aksi tersebut membuat Panpel PSS Sleman protes terhadap ulah dari oknum suporter Persib Bandung. 

Penulis: Cipta Permana | Editor: Ravianto
Tribun Jabar/Deanza Falevi
Flare menyala di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Minggu (24/7/2022) malam, saat pertandingan Persib Bandung kontra Bhayangkara FC pada pekan pertama Liga 1 2022-2023. 

"Kami juga terus mencoba untuk melakukan pendekatan dan merangkul kelompok suporter lain yang suka nyalain flare, untuk duduk dan ngopi bareng, juga tanya kenapa, tapi bahasa mereka istilahnya, ya udahlah da Persib ini yang bayar (denda), tapi apapun itu, tetap saja aksi itu juga merugikan Persib dan bobotoh lainnya," ucapnya.

"Kalau gini terus kan ke depannya, bisa saja pertandingan tanpa suporter, ini kan yang tidak kita inginkan. Jadi lebih baik jangan dulu lah bawa dan nyalain flare di stadion, karena secara regulasi juga itu dilarang dan dapat berujung sanksi," lanjutnya.

Ia pun mengajak seluruh komunitas bobotoh Persib, untuk bersama - sama bergerak mengimbau para anggotanya untuk tidak menyalakan bahkan membawa flare ke stadion, baik saat Persib bertanding home atau away.

"Kami selalu mengajak teman-teman di komunitas lain untuk ayolah stop flare di stadion. Karena imbasnya karena dengan adanya bobotoh yang nyalain flare, BOMBER dan komunitas lainnya yang tidak melakukan itu, juga turut kena imbasnya, karena orang luar lihatnya kan bobotoh, bukan dari kelompok ini atau itu," ujar Mediaswara.

Bahkan, saat terjadi aksi pelemparan botol kemasan air mineral kepada tim tamu, dalam laga Persib Bandung lawan Bali United di Stadion GBLA, Selasa kemarin. 

Pihaknya, justru dihubungi oleh beberapa kelompok suporter Bali United yang mempertanyakan ulah oknum bobotoh yang melakukan aksi tersebut, dan menyayangkan BOMBER dinilai tidak mampu menjaga anggotanya untuk mencegah terjadinya hal tersebut.

Padahal, lanjutnya, BOMBER justru melakukan aksi boikot pada laga tersebut, seiring belum adanya perbaikan terkait sistem tiket sesuai tuntunan aksi bobotoh di Graha Persib pada 10 Agustus lalu.

"Atas protes-protes Panpel PSS Sleman dan suporter Bali United, sebenarnya kami pun merasa malu, padahal anggota kami tidak melakukan hal itu. Malahan dulu suporter PSS Sleman juga selalu menyalakan flare di stadion, tapi ternyata sekarang mereka bisa berubah tidak adalagi flare di stadion, masa mereka bisa, kita enggak," ucapnya.

"Harapan kami, laga Persib melawan Bali kemarin tanpa adanya flare dapat terus berlanjut di laga Persib selanjutnya," katanya

 

(Cipta Permana).

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved