Reuni USIK Unpar Ajak Mahasiswa Bersikap Kritis, Mandiri, dan Berani Bersikap
Unit Studi Ilmu Kemasyarakatan (USIK) Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) menggelar reuni akbar dari berbagai angkatan pada Sabtu (20/08/2022).
Penulis: Kemal Setia Permana | Editor: bisnistribunjabar
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG, - Unit Studi Ilmu Kemasyarakatan (USIK) Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) menggelar reuni akbar dari berbagai angkatan pada Sabtu (20/08/2022).
Reuni USIK Tahun 2022 digelar melalui dua rangkaian kegiatan utama yakni di Kampus Unpar pada siang dan di Hotel Haris pada malam hari di hari yang sama.
Ketua Panitia Reuni USIK Unpar, Sugeng Agus Subekti, mengatakan bahwa reuni USIK Unpar 2022 digelar dalam rangka temu kangen bersama antara kawan di masa kuliah. Selama ini, pada lulusan sudah sangat lama tidak saling bertemu dalam kapasitas pertemuan besar.

"Selama ini kami memang selalu berkumpul, namun dalam skala kecil. Sekarang inilah momen kami bertemu dalam sebuah acara besar setelah sekian lama tidak saling bersua kembali," ujar Sugeng di sela acara di Aula Fakultas Hukum Unpar.
Sugeng menerangkan bahwa USIK pada awalnya merupakan sebuah unit studi resmi yang berada di bawah universitas. Dalam perjalanannya, USIK banyak terlibat dalam kegiatan aktivitas mahasiswa baik di dalam maupun di luar kampus, bahkan hingga level nasional.
Kemudian, kata Sugeng, USIK yang kala itu berada di bawah rezim orde baru, berupaya membangun budaya kritis sebagai bentuk-bentuk perlawanan terhadap kekuasaan orde baru yang sedemikian kuat.

Tak hanya itu, USIK juga kerap membangun kerjasama dengan aktivis dan organisasi kemahasiswaan dari kampus lain seperti dari ITB, Unpad, Unpas, Unisba dan kampus-kampus lainnya dalam menyuarakan kritikan keras hingga puncaknya terjadi pada masa reformasi pada 1998.
"Saat itu Unpar ikut terlibat dalam menyuarakan reformasi bahkan hingga dosen dan dekan Fakultas Hukum juga turut terlibat dalam reformasi ini," katanya.
Reuni yang digelar USIK tahun ini, kata Sugeng, selain sebagai temu kangen keluarga besar USIK, juga untuk mengenang bahwa USIK memiliki peran penting dan besar dalam gerakan reformasi mahasiswa, bukan hanya di level lokal namun juga nasional.
Selain itu, USIK juga menjadi salah satu embrio pembentukan ALDERA atau Aliansi Demokrasi Rakyat yang waktu itu turut berbicara di level nasional.
"Nah ini, sleain sekedar temu kangen, kami juga berharap bahwa semangat perjuangan mahasiswa yang memang harus berpihak kepada kondisi rakyat, harus bisa tertanam di dalam diri mahasiswa di level berikutnya.
Seperti sekarang, mungkin orang menganggap mungkin kita sudah mendapatkan kebebasan dan lain sebagainya. Apakah benar kita sudah mendapatkan kebebasan itu? Nah itu yang ingin kami sampaikan bahwa kita harus tetap berpikir kritis, apakah yang kita dapatkan ini sesuai dengan yang kita harapkan," katanya.
Untuk itulah, melalui kegiatan ini, pihaknya ingin mengajak seluruh mahasiswa agar mampu menelaah secara kritis untuk melihat segala sesuatunya dengan kacamata yang lebih tajam.
Dulu, kata Sugeng, orang menganggap Soeharto dengan rezimnya tidak ada masalah. Namun ketika diteriakkan dengan suara yang jauh lebih banyak, maka semua orang menganggap rezim Soeharto bermasalah.
"Ketika orang menganggap saat ini baik-baik saja, maka ketika kita berpikir dengan kesadaran kritis, maka semuanya menganggap berada dalam keadaan baik. Namun ketika suatu saat menemukan sesuatu yang salah, bersikaplah, monggo, jangan khawatir," ujarnya.