HUT Kemerdekaan RI

Upacara HUT Kemerdekaan RI di Ponpes Al-Mukmin Ngruki, Ustaz Ba'asyir Tolak Hormat Bendera

Suasana berbeda terlihat di Pondok Pesantren atau Ponpes Al-Mukmin Ngruki, Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (17/8).

Editor: Januar Pribadi Hamel
KOMPAS.com/LABIB ZAMANI
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy dan pendiri Ponpes Al-Mukmin Ngruki Abu Bakar Ba'asyir seusai pelaksanaan upacara bendera peringatan HUT ke-77 RI di halaman ponpes setempat, Rabu (17/8/2022). 

TRIBUNJABAR.ID, SUKOHARJO - Suasana berbeda terlihat di Pondok Pesantren atau Ponpes Al-Mukmin Ngruki, Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (17/8).

Untuk pertama kalinya sejak didirikan pada 1972, Ponpes Al-Mukmin Ngruki menggelar upacara HUT Kemerdekaan RI.

Upacara yang pertama kali digelar di Ponpes Al-Mukmin Ngruki ini diikuti langsung oleh pendiri ponpes Ustaz Abu Bakar Ba'asyir.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy bertindak menjadi inspektur upacara.

Baca juga: Cara Tentara di Majalengka Semarakkan HUT Kemerdekaan RI, Kibarkan Bendera di Bukit Sanghyang Dora

Upacara HUT Kemerdekaan RI di Ponpes Al Mukmin ini dimulai sekitar pukul 07.00 WIB. Upacara diikuti oleh para santri sebagai peserta upacara.

Abu Bakar Ba'asyir tiba lokasi tepat sebelum upacara dimulai.

Mengenakan pakaian atasan putih, Ba'asyir berjalan sambil memegang tongkat, dibantu santri menuju ke tenda yang telah disediakan untuk para tamu undangan.

Ba'asyir duduk selama rangkaian upacara berlangsung. Ba'asyir tidak ikut melakukan hormat bendera, namun terlihat khusuk saat mengheningkan cipta dan mengikuti pembacaan doa.

Usai upacara, Ba'asyir membenarkan, upacara bendera HUT ke-77 RI ini adalah yang pertama kalinya diadakan Ponpes Al-Mukmin Ngruki. Upacara ini digagas oleh para alumni.

"Belum pernah upacara. Ini baru pertama kali diadakan sejak Ponpes Al-Mukmin berdiri," kata Ba'asyir, Rabu (17/7).

Menurut Ba'asyir, upacara ini adalah juga bentuk rasa syukur pada Allah.

"Itu merupakan kesyukuran kepada Allah. Jadi memang kewajiban kita ini, apa saja yang dikaruniai dari Allah harus kita balas bersyukur, diwujudkan degan upacara bendera 17 Agustus," katanya.

Namun, Ba'asyir mengatakan, bentuk bersyukur kepada Allah yang paling sempurna adalah negara yang dikaruniai ini harus diatur dengan hukum yang diturunkan Allah.

Ia juga menegaskan untuk saat ini Indonesia belum sempurna. Dia pun berharap suatu saat nanti Indonesia akan diatur hukum dari Tuhan Yang Mahaesa.

"Harapan saya ke depan Indonesia menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur. Negara baik penuh keampunan dari Allah," ujarnya.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved