Ibu dan Anak Maju Jadi Calon Kades di Pangandaran: Kami Sudah Siap Menang dan Siap Kalah
Ibu dan anak di Pangandaran, Jawa Barat, maju mencalonkan diri di ajang pemilihan kepala desa (pilkades) tahun 2022.
Penulis: Padna | Editor: Hermawan Aksan
Laporan Kontributor Tribunjabar.id Pangandaran, Padna
TRIBUNJABAR.ID, PANGANDARAN - Ibu dan anak di Pangandaran, Jawa Barat, maju mencalonkan diri di ajang pemilihan kepala desa (pilkades) tahun 2022.
Keduanya mengaku tidak ada perbedaan di keluarga.
Ibu dan anak yang mencalonkan diri sebagai kades ini bernama Hj. Deni Herlina S.Pd (ibu) dengan nomor urut 2 dan Feri Keptina S.IP (anak) dengan nomor urut 1.
Keduanya mencalonkan diri sebagai kepala desa (kades) di tempat tinggal mereka, yaitu di Desa Jangraga, Kecamatan Mangunjaya, Kabupaten Pangandaran.
Baca juga: Demi Biaya Sekolah Anak, Janda di Pangandaran Keliling Berjualan Gorengan, Dapat Rp 30 Ribu per Hari
Menurut pantauan Tribunjabar.id, saat pemilihan kepala desa berlangsung terlihat kedua calon yang merupakan ibu dan anak ini duduk di kursi calon kades yang sudah disiapkan oleh panitia pilkades.
Sebelumnya, ibu dan anak ini berangkat dari rumah yang sama.
Feri Keptina menyampaikan bahwa maju menjadi calon kepala desa baginya sudah dipersiapkan dari awal.
"Jadi, tidak ada yang dirasakan di keluarga. Saya mengikuti proses tahapan pilkades ini sesuai dengan prosedur tahapan yang ada," ujar Feri kepada sejumlah wartawan di sekitar kantor Desa Jangraga, Kamis (28/7/2022) pagi.
"Perasaan saya kayaknya biasa-biasa saja. Kami sudah siap menang dan sudah siap kalah," katanya.
Ia mengaku sudah berkomitmen dengan keluarga dan sesuai aturan juga di hajat pilkades ini tentu ada yang kalah dan ada yang menang.
"Kebetulan, saya sama biang (ibu) itu tinggal satu rumah."
"Karena saya sebagai anak yang paling besar itu akan menemani ibu dan ayah serta mendampingi beliau sampai tua," ucapnya.
Berdampingan dengan ibunya menjadi calon kepala desa, ia mengaku tidak ada perbedaan
"Ya, biasa saja. Memang kami satu keluarga, tetapi di dalam pemilihan (kepala desa) itu berbeda-beda pikiran."
