Demi Biaya Sekolah Anak, Janda di Pangandaran Keliling Berjualan Gorengan, Dapat Rp 30 Ribu per Hari
Titin pun mesti pintar-pintar membagi hasil berjualan gorengan yang tak bisa disebut cukup, rata-rata Rp 30 ribu per hari.
Penulis: Padna | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Laporan Kontributor Tribunjabar.id Pangandaran, Padna
TRIBUNJABAR.ID, PANGANDARAN- Titin (57), janda di Pangandaran, Jawa Barat, harus sabar dan mengelus dada dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Setahun terakhir, setelah sang suami meninggal dunia, janda di Pangandaran itu harus berperan sebagai ibu juga ayah bagi anak-anaknya.
Ya, ia menjadi tulang punggung keluarganya, mencari nafkah dan mengurus rumah tangga.
Titin tinggal di Kampung Cileweng RT 6/2, Dusun Cibuluh 1, Desa Cibuluh, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran.
Ia dikaruniai tiga anak. Satu di antara mereka masih tinggal bersama Titin, masih bersekolah.
Untuk mengurus kebutuhan sekolah anaknya itu, Titin tak bisa berharap banyak pada kedua anaknya yang sudah berkeluarga.
Baca juga: Sosok Istri Allan, Cantik, Terkuak Latar Belakang Keluarganya, Pilu Jadi Janda Muda Ditinggal Suami
"Di rumah, saya tinggal berdua dengan anak saya yang baru masuk SMK. Dua anak saya sudah menikah, tetapi ekonomi mereka juga sama. Boro-boro bantuin saya, buat keluarga sendiri juga alhamdulillah," ujar Titin ketika ditemui Tribunjabar.id di rumahnya, Senin (25/7/2022) pagi.
Makanya, untuk mencukupi kebutuhan pokok dan biaya sekolah anaknya, Titin harus keliling berjualan gorengan.
"Saya harus berjualan dulu makanan (goreng-goreng) yang dibikin setiap malam lalu pagi-pagi dijual."
"Setiap pagi, anak saya selalu nungguin uang yang saya dapat dari jualan untuk biaya ke sekolah, buat jajan dan biaya keperluan di sekolah," katanya.
Titin pun mesti pintar-pintar membagi hasil berjualan gorengan yang tak bisa disebut cukup, rata-rata Rp 30 ribu per hari.
Baca juga: Nasib Apes Seorang Janda di Pangandaran, Disatroni Maling, 2 Sepeda Motor, Ponsel, dan Dompet Hilang
"Itu buat sekolah anak saya Rp 10 ribu, Rp 20 ribu itu harus cukup buat beli beras dan modal jualan lagi. Sepulang berjualan, saya beli lagi barang-barang (bahan baku) buat modal usaha," ujar Titin.
Ia bersabar dan berusaha agar anak bungsunya yang bernama Guntur tetap bisa bersekolah di SMK hingga tamat.
"Mudah-mudahan anak saya soleh, bernasib baik, dan kalau sudah besar bisa cari duit sendiri. Enggak kayak ibu yang sengsara seperti ini, ya Allah," ucapnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/Titin-57-janda-di-Pangandaran-Jawa-Barat.jpg)