Anggota Komisi Mengamuk, Merasa tak Dihargai Ketua, BK DPRD Garut Minta Maaf

Rekaman video anggota DPRD Garut yang mengamuk di ruang rapat DPRD tersebar tak lama setelah peristiwa itu terjadi, Senin (25/7/2022) sore.

Penulis: Sidqi Al Ghifari | Editor: Hermawan Aksan
Tribun Jabar/Sidqi Al Ghifari
Badan Kehormatan Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Kabupaten Garut saat menggelar jumpa pers terkait polemik anggota dewan yang banting mikrofon, Rabu (27/7/2022). 

Laporan Kontrubutor Tribunjabar.id Sidqi al Ghifari

TRIBUNJABAR.ID, GARUT - Badan Kehormatan (BK) DPRD Kabupaten Garut menyampaikan permintaan maaf menyusul insiden mengamuknya salah seorang anggota DPRD Garut, yang rekaman peristiwanya ternyata menyebar dan viral di media sosial.

Ketua BK DPRD Garut, Dadang Sudrajat, mengatakan, Badan Kehormatan sudah menangani kasus tersebut.

"Kami memohon maaf atas kejadian ini. Kami tidak menyalahkan salah satu pihak. Kejadian kemarin, mungkin karena kelelahan menjalani tugas-tugas di DPRD," ujar Dadang dalam konferensi pers di ruang rapat Komisi 2 DPRD Kabupaten Garut, Rabu (27/7/2022).

Rekaman video anggota DPRD Garut yang mengamuk di ruang rapat DPRD tersebar tak lama setelah peristiwa itu terjadi, Senin (25/7/2022) sore.

Baca juga: BERITA POPULER Anggota DPRD Garut Marah-marah saat Rapat sampai Tunjuk-tunjuk, Mengaku Tak Dihargai

Dalam rekaman video terlihat, Juju Hartati, anggota Komisi 2 Fraksi PDIP, tengah menunjuk-nunjuk Ketua DPRD Garut, Euis Ida Wartiah, sambil berteriak-teriak meluapkan kekesalan.

Ia juga berkali-kali membanting mikrofon dan telepon selulernya ke meja rapat.

Sejumlah anggota DPRD Garut lainnya sempat terlihat berdiri dan berusaha menenangkan.

Namun, alih-alih tenang, teriakan Juju justru semakin menjadi-jadi.

Kondisi mereda setelah Juju akhirnya keluar dari ruangan rapat.

Ditemui Tribunjabar.id di ruang kerjanya di Gedung DPRD Garut, Selasa (26/7/2022), Juju mengaku tak bisa menahan emosinya menyusul sikap Ketua DPRD, yang menurutnya tidak menghargainya saat rapat.

Saat itu para anggota dewan sedang membahas pembentukan Peraturan Daerah (Perda) Pelestarian Domba Garut.

"Saya marah karena tidak dihargai dan diabaikan oleh Ibu Ketua. Dia mengabaikan apa yang sedang dibahas saat itu, soal Perda Pelestarian Domba Garut,"  ujar Juju.

Juju menilai, sejak rapat dimulai, sikap Ketua DPRD memang tak begitu responsif terhadap pembahasan Perda Pelestarian Domba Garut.

Padahal, menurut Juju, bahasan perda tersebut sangat penting.

Juju mengatakan, selain Perda Pelestarian Domba Garut, ada dua perda lain yang hari itu dibahas, yakni Perda Pesantren dan Penamaan Jalan.

Ketiga perda tersebut menurutnya akan segera dibahas dalam rapat paripurna sehingga harus dimatangkan terlebih dulu.

"Namun, yang sedang diperjuangkan, yaitu domba garut, malah tidak ditanggapi oleh ibu ketua. Dia bilang buat apa, lagian tidak ada anggarannya," ujar Juju.

Jawaban itulah, yang menurut Juju, membuatnya naik pitam.

"Saking marahnya, saya sampai banting itu mik, ponsel juga saya banting."

"Saya mohon maaf sampai marah-marah seperti itu," ujarnya.

Kepada Tribunjabar.id, Ketua DPRD Garut, Euis Ida Wartiah, mengatakan tudingan bahwa ia tak menghargai pendapat anggotanya ketika rapat adalah tidak benar.

Soal Perda Pelestarian Domba Garut, ujarnya, sudah dibuatkan naskah akademiknya di salah satu universitas di Garut.

"Jadi, mana ada penolakan kalau sudah dibuat naskah akademik?" ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (26/7).

Saat itu, kata Euis, ia juga tak sedang membahas tentang anggaran.

"Kalau di video itu, kita kan di sana sedang ngobrol. Itu kan Ibu Juju marah-marah sendiri aja, tidak ada acara dengan perda," ujarnya.

Euis mengaku sangat menyayangkan cuplikan video tersebut bisa tersebar dan bahkan menjadi viral di media sosial.

"Kejadian itu sangat memalukan untuk DPRD Garut. Apalagi untuk saya selaku ketua," ujarnya.

Ketua Badan Kehormatan DPRD Garut, Dadang Sudrajat, mengatakan insiden marah-marah anggota dewan, Senin lalu itu, terjadi bukan pada saat rapat, melainkan sesudah rapat.

"Itu lagi ngobrol-ngobrol santai sesudah rapat, mungkin ada ketersinggungan ketika berbicara pengen diperhatikan, sementara pada saat itu banyak orang yang ngobrol jadi tidak fokus," ucapnya.

Ia juga menuturkan bahwa perihal Perda Pelestarian dan Pengembangan Domba Garut saat ini sedang dalam proses kajian akademik di salah satu universitas di Garut.

Dadang juga menyebut rancangan perda tersebut sudah mendapat dukungan penuh dari anggota DPRD  Garut.

"Mudah-mudahan dengan kejadian ini, pengusung perda ini yaitu Komisi 2, segera atau secepatnya menyampaikan naskah raperdanya, Nanti disampaikan ke pimpinan," ucapnya.

Dadang juga memastikan hubungan antara anggota DPRD Juju Hartati dan Ketua DPRD Euis Ida Wartiah sudah membaik.

"Alhamdulillah sudah selesai dan tidak ada permasalahan apa pun," ujarnya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved