Akibat Pandemi Covid-19, Ternyata Banyak Balita yang Belum Mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap
Adanya pandemi Covid-19, bukan saja sektor ekonomi yang terkena dampaknya, namun banyak balita yang belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap
Penulis: Lutfi Ahmad Mauludin | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Lutfi Ahmad Mauludin
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Adanya pandemi Covid-19, bukan saja sektor ekonomi yang terkena dampaknya, namun banyak balita yang belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap (IDL), untuk mengantisipasi penyakit di kemudian hari.
Maka pemerintah mencanangkan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) pada bulan Agustus 2022.
Menurut Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, Wiwit, terdapat 2 program pada BIAN, pertama imunisasi tambahan untuk campak rubela atau MR, itu diberikan untuk anak usia 9 bulan dan kurang dari 12 tahun.
Baca juga: Atalia Praratya Kamil Ajak Kader PKK Jemput Bola Sukseskan Bulan Imunisasi Anak Nasional
"Yang kedua adalah Imunisasi kejar, itu adalah imunisasi untuk melengkapi imunisasi dasar lengkap (IDL), untuk yang bolong-bolong belum sempat dilaksanakan karena covid-19. Itu untuk imunisasi polio, DPTHB, HIB, untuk anak 12 sampai 59 bulan," ujar Wiwit, saat dihubungi, Selasa (19/7/2022).
Wiwit menjelaskan, jumlah anak usia 9 sampai 59 bulan, untuk imunisasi kejar, jumlahnya 317.355 anak.
"Sekarang sasaran yang sudah kami mapping, dari keberadaan balitanya yang nanti akan diimunisasi MR adalah 198.089. Jadi pada bulan Agustus nanti jumlah balita itu semuanya harus divaksinasi MR," kata Wiwit.
Wiwit menjelaskan, target IDL, 98 persen, di Kabupaten Banndung itu tahun 2019 mencapai 90 persen, 2020 itu drop ke 81,99 persen karena pandemi.
"Tahun 2021, mulai naik lagi menjadi 91,7 persen untuk capaian IDL," kata Wiwit.
Wiwit memeparkan, imunisasi ini kan tujuannya adalah menakan angka kesakitan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, disebut PD3I, untuk mencegah PD3I itu dengan cara melakukan IDL.
"Jadi disini pastinya kita harus bersama-sama menggerakkan sasaran, harus ada peran dari masing-masing stakeholder baik ditingkat kabupaten, kecamatan, desa, maupun sampai RT/RW, semuanya harus memahami tujuan BIAN," kata Wiwit.
Wiwit menegaskan, yang terpenting adalah kita tahu tujuannya untuk menekan kesakitan pada balita, jadi diharapkan masyarakat tidak usah takut terhadap kegiatan ini.
Baca juga: Pekan Imunisasi Dunia, Jabar Optimistis Cakupan Imunisasi Lengkap 95 Persen
"Pemda Kabupaten Bandung punsudah betul-betul merencanakan, juga cara antisipasi dengan menyiapkan penyusunan tim untuk pelaksanaannya," kata dia.
Jadi bagaimana caranya, kata Wiwit, nanti kalau misalnya terjadi kesalahan akibat dari suntikan, itu tidak usah takut karena itu semua sudah di siapkan mekanismenya.
Wiwit memohon, kepada aparat-aparat mulai RT/RW, Desa, Kelurahan, dan Kecamatan untuk ikut membantu mengebyarkan kegiatan ini.
"Sebab dengan adanya kemarin pandemi, banyak sekali balita, Anak-anak kita yang belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap (IDL). Mungkin tidak langsung ada dampaknya, akan tetapi di kemudian hari, ketika sudah dewasa ditakutkan akan timbul hal-hal yang tidak diinginkan," katanya.