Setelah Badai Pandemi Covid-19 Reda, Industri Tekstil Indonesia Mulai Tumbuh Positif
Pencapaian tersebut naik signifikan jika dibanding dengan 2020 dan 2021 yang pertumbuhannya minus hingga 13 persen dan 8 persen.
Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nazmi Abdurahman
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Setelah dihantam pandemi Covid-19, industri tekstil Indonesia mulai tumbuh positif.
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, pada triwulan pertama 2022 pertumbuhan sektor ini mencapai 12,5 persen.
Pencapaian tersebut naik signifikan jika dibanding dengan 2020 dan 2021 yang pertumbuhannya minus hingga 13 persen dan 8 persen.
Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian, Dody Widodo mengatakan, industri tekstil menjadi salah satu sektor yang memberikan sumbangsih besar dalam perekonomian Indonesia.
Baca juga: Dorong Angka Digital Talent di Industri Kreatif, ITDRI Berkolaborasi Melalui Program Narasi Academy
"Industri ini masih menjadi andalan karena jadi salah satu tulang punggung (perekonomian) karena juga menyerap banyak tenaga kerja," ujar Dody, dalam temu alumni ITT-STT-Politeknik Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil, Sabtu (16/7/2022).
Menurutnya, saat ini persaingan industri tekstil dan produk tekstil (TPT) semakin ketat. Banyak produk dari negara tetangga masuk ke pasar dalam negeri dengan harga yang lebih murah.
Meski begitu, Ia tetap optimistis dengan jumlah penduduk Indonesia di atas 250 juta jiwa, industri TPT dalam negeri masih bisa berkembang dan memenuhi kebutuhan sektor tekstil secara mandiri, juga melakukan ekspor ke banyak negara.
Direktur Industri Tekstil, Kulit dan Alas Kaki Kementerian Perindustrian, Elis Masitoh mengklaim, industri TPT telah memberikan sumbangsih dalam produk domestik bruto (PDB) mencapai 6,35 persen atau sekitar Rp 13 miliar dolar AS dengan jumlah tenaga kerja di seluruh industri sekitar 3,56 juta.
"Sejalan dengan 100 tahun pendidikan tekstil, mudah-mudahan pada 2030 nilai ekspor bisa naik mencapai 20 miliar dolar AS bahkan 30 miliar dollar AS," ujar Elis.
Ketua Reuni Akbar ITT-STTT-Politeknik STTT, Haris Sugondo menambahkan, target pemerintah di sektor industri tekstil ini harus didukung oleh SDM yang mempuni.
Baca juga: Dorong Pertumbuhan Ekonomi, PLN Suplai 140 MVA ke Industri Smelter Nikel di Kaltim
Pihaknya pun mengajak seluruh lulusan kampus STTT-Politeknik untuk bertukar pikiran mengenai industri TPT ke depannya.
"Kita harus mendukung tekad Kemenperin agar industri tekstil bisa menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia,” ujar Haris.
Dia pun mengajak kepada seluruh alumni sekolah tekstil agar bisa hadir dalam kegiatan reuni akbar. Rencananya acara akan dihadiri sekitar 1.500 hingga 2.000 alumni atau sekitar 50 angkatan.
"Jadi, saya harapkan pada 30 Juli semua alumni hadir," katanya.