Situ Ciburuy Jadi Hitam

Nestapa Warga Dekat Situ Ciburuy, Akibat Pencemaran, Air Sumur Kini Jadi Bau, Tak Bisa Lagi Dipakai

Warga kini di sekitar Situ Ciburuy harus membeli air galon untuk memasak dan mencuci peralatan masak setelah air sumur ikut tercemar.

Editor: taufik ismail
Tribun Jabar/Hilman Kamaludin
Warga saat beraktivitas di sekitar Situ Ciburuy yang airnya berwarna hitam dan menimbulkan bau tak sedap, Jumat (15/7/2022). 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Nestapa dirasakan warga yang tinggal di sekitar Situ Ciburuy, di Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Sudah berhari-hari ini air sumur mereka yang semula bersih tak bisa lagi dikonsumsi. Keruh tercemar air Situ Ciburuy yang hitam pekat dan bau.

Pencemaran limbah di Situ Ciburuy, sudah berlangsung lebih seminggu. Dampaknya kini semakin meluas. Tak hanya sumur milik warga di RW 7,  yang tercemar, tapi juga sumur-sumur di RW 8, 13, dan 14.

Ketua RW 8, Wati, mengatakan pencemaran limbah tersebut, air di dalam sumur milik warga sudah benar-benar tak bisa dipakai, baik untuk memasak maupun untuk mencuci.

"Air sumur milik warga, jadi bau ketika dimasak, terus kalau dipakai mandi badan juga jadi gatal-gatal," ujarnya saat ditemui di rumahnya, Jumat (15/7/2022).

Warga, ujar Wati, akhirnya terpaksa harus membeli air galon setiap hari untuk minum dan memasak.

"Kalau untuk mandi masih bisa digunakan, kalau untuk masak dan minum tidak bisa, soalnya takut beracun atau berdampak pada kesehatan," kata Wati.

Wati mengaku, tidak tahu dari mana limbah Situ Ciburuy berasal.

"Tapi kemarin sudah ada dari dinas (Dinas Lingkungan Hidup /DLH KBB) yang datang untuk melakukan pengecekan," ujarnya.

Anggota Koramil Padalarang, Sertu Saiful Dani, mengatakan berdasarkan hasil pengecekan, sumur warga yang terdampak pencemaran berada dalam radius 100 meter dari Situ Ciburuy 

"Kondisi air sumur itu saat dimasak menimbulkan bau, jadi tidak bisa dikonsumsi. Untuk kebutuhan lain, warga harus membeli galon Rp 30 ribu per hari," kata Saiful saat ditemui di Situ Ciburuy, kemarin.

Saiful mengatakan, penyebab air Situ Ciburuy menjadi hitam pekat dan bau diduga adalah limbah dari pabrik batu bata dan pencucian karung bekas limbah.

"Karung bekas limbah industri itu dibeli lagi oleh oknum di sini, kemudian dicuci. Airnya mengalir dan mencemari Situ Ciburuy," ujarnya 

Untuk memastikan dugaan tersebut, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pengurus RT dan RW, tokoh masyarakat, perangkat desa, serta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) KBB.

"Kemudian, dari DLH KBB juga sudah ambil sampel air yang tercemar, cuma belum tahu hasilnya seperti apa," kata Saiful.

Menurutnya, pencemaran limbah di Situ Ciburuy tersebut sudah terjadi beberapa kali sejak puluhan tahun lalu. Akan tetapi berdasarkan keterangan warga, pencemaran kali ini merupakan yang paling parah.

"Kalau pencemaran yang dulu, dua hari juga sudah hilang lagi bau dan warna hitamnya. Kalau sekarang mungkin sudah sepuluh hari masih bertahan," ucapnya.

Ia mengatakan, pencemaran limbah yang paling parah ini diperkuat dengan matinya sejumkah ikan sapu-sapu, ikan yang paling tahan di Situ Ciburuy.

"Memang sering tercemar tapi tidak ada tindak lanjut dari Dinas LH. Sudah seperti ini baru bertindak, seharusnya sebelum terjadi pencemaran harus bertindak. Setelah terjadi dan berdampak pada masyarakat baru kewalahan," kata Saiful. 

Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan DLH KBB, Idad Saadudin, mengatakan pihaknya sudah menerjunkan tim untuk menindaklanjuti dugaan pencemaran limbah di Situ Ciburuy tersebut. 

"Malam kemarin kami sudah turun, hari ini DLH dan Satpol PP KBB akan turun lagi untuk pengecekan lagi ke Situ Ciburuy,"ujarnya kemarin.

Berdasarkan hasil pengecekan sementara, kata Idad, pencemaran Situ Ciburuy tersebut akibat adanya proses pencucian kantong atau karung bekas industri.

"Dugaan kami itu (pencemarannya) dari air pencucian jumbo bag bekas," ujarnya. (hilman kamaludin)

Baca juga: Penyebab Air Situ Ciburuy Jadi Hitam dan Bau Diduga Akibat Pencucian Karung Bekas Limbah Industri

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved