Puasa Ayyamul Bidh di Bulan Dzulhijjah Bertepatan dengan Hari Tasyrik, Apakah Boleh? Begini Hukumnya

Setelah puasa Arafah, merayakan Idul Adha hingga ibadah kurban, ternyata masih ada amalan yang dapat dikerjakan, tepat setelah hari Tasyrik selesai

Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Hilda Rubiah
ilustrasi puasa 

TRIBUNJABAR.ID - Pada bulan Dzulhijjah ini terdapat banyak keistimewaan yang sayang dilewatkan.

Setelah puasa Arafah, merayakan Idul Adha hingga ibadah kurban, ternyata masih ada amalan yang dapat dikerjakan.

Pada bulan Dzulhijjah ini sahabat muslim juga dapat mengerjakan puasa Ayyamul Bidh.

Namun, di bulan Dzulhijjah puasa Ayyamul Bidh bertepatan dengan hari Tasyrik, lalu apakah boleh puasa? Bagaimana hukumnya ?

Baca juga: Jadwal Hari Tasyrik Hari Terlarang bagi Muslim, Berikut Fadilahnya, Berpahala Kerjakan 4 Amalan ini

Seperti diketahui, puasa Ayyamul Bidh merupakan puasa sunah yang dilaksanakan tiga hari di pertengahan bulan dalam sebulan hijriah.

Pelaksanakan puasa Ayyamul Bidh dikerjakan pada hari ke-13, 14 dan 15 dari bulan Hijriah, khususnya qomariyah.

Kendati begitu, pada bulan Dzulhijjah ini tampaknya terjadi sedikit perbedaan.

Pasalnya, satu hari pelaksanaan Ayyamul Bidh bertepatan dengan hari Tasyrik.

Hari Tasyrik merupakan hari yang dilarang berpuasa.

Hari Tasyrik ini berlangsung selama tiga hari setelah setiap tanggal 10 Dzulhijjah, yakni pada tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah.

Artinya setelah selesai Idul Adha 2022 pada 10 Juli 2022, jadwal hari tasyrik Idul Adha 2022 yaitu tanggal 11-13 Juli 2022.

Di sisi lain pada tanggal 13 Juli sudah memasuki puasa Ayyamul Bidh.

Puasa Ayyamul Bidh dilaksanakan setiap tanggal 13, 14 dan 15.

Demikian, karena tanggal 13 bertepatan hari Tasyrik maka sebaiknya puasa Ayyamul Bidh dikerjakan mulai tangga 14 dan 15.

Dilansir dari rumaysho.com, terdapat solusi puasa Ayyamul Bidh di hari Tasyrik.

Sahabat muslim dapat mengerjakan puasa Ayyamul Bidh di hari 14 dan 15 saja, sedangkan tanggal 13 diganti di tanggal 16 Dzulhijjah.

Pada dasarnya, hukum mengerjakan puasa Ayyamul Bidh merupakan sunah.

Anjuran puasa Ayyamul Bidh sebagaimana dijelaskan berdasarkan dalil hadis shahih dan hasan.


Diriwiyatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.

أَوْصَانِى خَلِيلِى بِثَلاَثٍ لاَ أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ صَوْمِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ، وَصَلاَةِ الضُّحَى ، وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ

“Kekasihku (yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) mewasiatkan padaku tiga nasehat yang aku tidak meninggalkannya hingga aku mati: 1- berpuasa tiga hari setiap bulannya, 2- mengerjakan shalat Dhuha, 3- mengerjakan shalat witir sebelum tidur.” (HR. Bukhari no. 1178).

Hadis ini juga disampaikan HR Bukhari.

صَوْمُ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ صَوْمُ الدَّهْرِ كُلِّهِ

“Puasa pada tiga hari setiap bulannya adalah seperti puasa sepanjang tahun.” (HR. Bukhari no. 1979).

Lalu, apa itu Hari Tasyrik ?

Sehari setelah Idul Adha maka memasuki hari Tasyrik, hari yang dilarang berpuasa.

Hari Tasyrik berlangsung selama tiga hari, yakni pada tanggal 11, 12 dan 13 Zulhijah.

Istilah arti hari Tasyrik diambil dari kata شرقت الشمش artinya matahari terbit.

Dalam Bahasa Arab dinyatakan شَرَّقَ الشَيْءَ لِلشَّمْشِ artinya menjemur sesuatu.

Maksud dari arti tersebut bahwa kegiatan kurban tidak dilakukan kecuali setelah terbit matahari.

Dikutip dari rumaysho.com, istilah lain disebutkan juga oleh Imam Nawawi, arti hari Tasyrik adalah mendengdeng kurban di terik matahari.

Adapun esensi arti hari Tasyrik merupakan harinya bagi umat Islam dilarang berpuasa.

Baca juga: 2 Resep Sop Daging Spesial Idul Adha, Hidangan Olahan Daging Kurban, Praktis dan Lezat

Larangan berpuasa di hari Tasyrik ini sebagaimana terdapat dalam hadis riwayat Abu Said Al Khudri yang mengatakan,

نَهَى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ الْفِطْرِ وَالنَّحْرِ. رواه البخاري ومسلم

“Nabi SAW melarang berpuasa pada hari (raya) Fitri dan Kurban (Idul Adha)." (HR. Al Bukhari dan Muslim).

Pada hari Tasyrik inilah kaum muslim sebaliknya dianjurkan makan dan minum.

Sebagaimana hal ini dijelaskan dalam riwayat hadis Muslim No 1141.

أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ

"Hari-hari tasyrik adalah hari makan dan minum."

Dilansir dari muslim.co.id, Imam Nawawi menjelaskan dalil hadis ini dimaksud umat Islam tidak boleh sama sekali di hari Tasyrik. (Syarh Sahih Muslim, 8: 18)

Dikutip dari konsultasisyariah.com, Ibnu Rajab menjelaskan rahasia di balik larangan berpuasa di hari Tasyrik.

Ibnu Rajab menjelaskan bahwa Allah SWT memuliakan hari Tasyrik mensyariatkan kaum muslim untuk dijadikan hari tersebut sebagai hari makan-makan dan minum.

Kendati begitu, pada hari tersebut bukan dimaksud berfoya-foay melainka agar digiatkan ibadah, bersyukur dan berzikir mengingat Allah SWT.

Dengan menikmatinya daging kurban dimaknai sebagai bentuk syukur nikmat dan ketaatan bagi yang menunaikan kurban.

Baca juga: Baca Doa Sapu Jagat Memohon Keselamatan di Dunia dan Akhirat, Keutamaan dan Waktu Mustajab Berdoa

Dalam ajaran Islam keutamaan hari Tasyrik disebutkan sebagai hari yang tepat untuk berzikir.

Hal ini sebagaimana terkandung dalam Al Quran Surat Al Baqarah ayat 203.

وَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ فِىٓ أَيَّامٍ مَّعْدُودَٰتٍ ۚ فَمَن تَعَجَّلَ فِى يَوْمَيْنِ فَلَآ إِثْمَ عَلَيْهِ وَمَن تَأَخَّرَ فَلَآ إِثْمَ عَلَيْهِ ۚ لِمَنِ ٱتَّقَىٰ ۗ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّكُمْ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ

“Dan berzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang terbilang.”

Beberapa zikir yang diperintahkan Allah SWT antara lain zikir kepada Allah dengan bertakbir setelah salat wajib. 

Lalu zikir ini juga berlaku seperti membaca bismillah ketika makan dan minum, dan membaca hamdalah sesudahnya.

Berzikir juga berlaku bertakbir ketika menyembelih hewan kurban. 

Kemudian bagi yang beribadah haji berzikir juga dilakukan ketika melempar jumroh di hari Tasyrik.

Zikir ini juga disyariatkan sebagian besar ulama. Waktu menyembelih hewan sampai hari terakhir tasyrik yaitu 13 Dzulhijjah.

Berikut beberapa keutamaan hari Tasyrik

Meski dilarang berpuasa, sahabat muslim dianjurkan mengerjakan amalan lainnya.

Berikut beberapa amalan yang dikerjakan di hari Tasyrik, di antaranya.

Memperbanyak membaca doa sapu jagad

Allah Ta’ala berfirman,

فَإِذَا قَضَيْتُمْ مَنَاسِكَكُمْ فَاذْكُرُوا اللَّهَ كَذِكْرِكُمْ آبَاءَكُمْ أَوْ أَشَدَّ ذِكْرًا فَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا وَمَا لَهُ فِي الآخِرَةِ مِنْ خَلاقٍ, وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Artinya :

“Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berzikirlah (dengan menyebut) Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu, atau (bahkan) berzikirlah lebih banyak dari itu.

Maka di antara manusia ada orang yang berdoa:

“Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia”, dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat.

Ilustrasi Berdoa
Ilustrasi Berdoa (Ilustrasi Ari Ruhiyat)

Baca juga: VIDEO VIRAL, Sapi Menangis Bercucuran Air Mata Sebelum Disembelih, Ternyata Begini Fakta Ilmiahnya

Dan di antara mereka ada orang yang berdoa:

“Robbana aatina fid dunya hasanah wa fil akhiroti hasanah wa qina ‘adzaban naar” [Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka].” (QS. Al Baqarah: 200-201)

Nabi Muhammad SAW paling sering membaca doa sapu jagad ini. Anas bin Malik mengatakan,

كَانَ أَكْثَرُ دُعَاءِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – « اللَّهُمَّ رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً ، وَفِى الآخِرَةِ حَسَنَةً ، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ »

Artinya :

“Doa yang paling banyak dibaca oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

“Allahumma Robbana aatina fid dunya hasanah wa fil akhiroti hasanah wa qina ‘adzaban naar” [Wahai Allah, Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka].”

Dalam doa ini telah terkumpul kebaikan dunia dan akhirat.

Banyak bersyukur di hari Tasyrik

Pada hari Tasyrik ada kenikmatan seperti makan, minum dan kenikmatan beribadah dengan berzikir pada Allah SWT.

Maka sebaik-baik hati adalah yang sering berzikir dan bersyukur.

Dengan demikian nikmat-nikmat tersebut akan menjadi sempurna.

Itulah beberapa keistimewaan dan amalan yang dilakukan ketika hari Tasyrik

Hari Tasyrik menjadi hari untuk beribadah, bersyukur dan berbagi kepada sesama.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved