Perwakilan Orang Tua Mahasiswa SBM ITB Layangkan Somasi Kedua ke Rektor ITB, MWA, dan Mendikbud

Perwakilan orang tua mahasiswa Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB belum mendapatkan tanggapan terkait somasi yang mereka layangkan kepada Rektor ITB,

Penulis: Muhamad Nandri Prilatama | Editor: Darajat Arianto
ISTIMEWA
Forum orang tua mahasiswa SBM ITB datangi Kemendikbud, Jumat (1/4/2022). Perwakilan orang tua mahasiswa SBM ITB belum mendapatkan tanggapan terkait somasi yang mereka layangkan kepada Rektor ITB, Majelis Wali Amanat ITB, dan Mendikbud.  

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Perwakilan orang tua mahasiswa Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) Institut Teknologi Bandung (ITB) sampai detik ini belum mendapatkan tanggapan terkait somasi yang mereka layangkan kepada Rektor ITB, Majelis Wali Amanat ITB, dan Mendikbud

Perwakilan orangtua mahasiswa SBM ITB, Ali Nurdin mengaku sangat kecewa atas sikap Rektor ITB, MWA ITB, dan Mendikbud yang tak juga berikan penjelasan secara resmi ke kami atas penyelesaian permasalahan yang ada di SBM ITB.

Padahal, katanya, permasalahan yang ada di SBM ITB masih terjadi dan telah menimbulkan dampak pada penurunan mutu kualitas serta pelayanan pendidikan di SBM ITB.

"Somasi pertama itu kami sampaikan adanya permasalahan berkurangnya anggaran biaya pendidikan di SBM ITB, lalu ada pula permasalahan baru, yakni demoralisasi pada dosen-dosen SBM ITB yang berdampak pada semangat mengajarnya ke mahasiswa SBM ITB. Jadi, kami sangat prihatin apabila dosen-dosen SBM yang seharusnya memberi semangat ternyata butuh dukungan semangat atas permasalahan ini," katanya, Minggu (10/7/2022).

Selanjutnya, Ali mengaku mereka mendapat informasi adanya kebijakan dosen yang berlatar belakang praktisi yang tak bisa mengajar di SBM ITB.

Padahal bekal latarbelakang pengalaman mereka dalam bekerja sebagai praktisi sangat berperan memberi tambahan ilmu serta wawasan ke mahasiswa SBM ITB.

"Tentu kebijakan ini berdampak ke mutu kualitas pendidikan di SBM, apalagi sejak awal berdiri SBM di design melibatkan dosen praktisi sesuai standar AACSB," ujarnya seraya menegaskan ada permasalahan perpanjangan masa kontrak dan jumlah tenaga kependidikan yang berdampak juga pada pelayanan penunjang pendidikan di SBM.

"Minggu ini kami sudah selesaikan kewajiban kami untuk membayar biaya pendidikan semester pendek di SBM ITB, tetapi mutu kualitas pendidikan di SBM bukannya naik justru berkurang," katanya.

Baca juga: Orangtua Mahasiswa SBM ITB Somasi Mendikbud, Rektor hingga MWA ITB

"Tak ada respons positif dari Rektor ITB, MWA ITB, dan Mendikbud pada surat yang kami ajukan sejak akhir Desember 2021 yang terkesan arogan dan tak cerminlan kepedulian, semangat kebersamaan, serta transparansi, partisipasi juga akuntabilitas atas iklim pendidikan di SBM. Kami para orang tua sebagai bagian dari pemangku kepentingan pendidikan di SBM, sebab biaya pendidikan di SBM berasal dari iuran mahasiswa atau orang tua mahasiswa," ujarnya.

Berikut ini biaya pendidikan di SBM ITB berdasar informasi orang tua mahasiswa:

Pada 2021 adalah Rp 103 miliar dengan pendapatan dari mahasiswa SBM ITB adalah Rp 123,9 miliar.

Pada 2022, rencana kebutuhan biaya pendidikan berkurang menjadi Rp 94,5 miliar, padahal pendapatan dari mahasiswa adalah Rp 157 miliar, yang artinya sangat jauh melebihi kebutuhan anggaran yang diperlukan.

Baca juga: Silaturahmi Orangtua Mahasiswa, Dosen dan Alumni SBM ITB Lalu Berbagi Cerita

"Dengan ini kami sampaikan somasi kedua pada Rektor ITB, MWA ITB, dan Mendikbud agar dalam waktu dekat paling lama tujuh hari kerja dapat selesaikan permasalahan yang ada di SBM ITB dan memberi penjelasan secara resmi ke Forum Orangtua mahasiswa lewat pertemuan terbuka dengan libatkan pihak rektor, MWA, dan Mendikbud," ujarnya seraya menegaskan mereka akan pertimbangkan untuk mengambil langkah hukum sesuai ketentuan hukum yang berlaku. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved