Fakta tentang Pantai Legok Jawa di Pangandaran yang Bikin 3 Santri Meninggal dan Satu Belum Ketemu
Fakta mengenai Pantai Legok Jawa diungkap pihak Pemerintah Desa Logok Jawa setelah ada peristiwa santri terseret ombak.
Laporan Kontributor Tribunjabar.id Pangandaran, Padna
TRIBUNJABAR.ID, PANGANDARAN - Fakta mengenai Pantai Legok Jawa diungkap pihak Pemerintah Desa Logok Jawa setelah ada peristiwa santri terseret ombak.
Akibat peristiwa yang terjadi pada Kamis (7/7/2022) pagi, tiga orang meninggal dunia, serta satu orang belum ditemukan.
Mereka merupakan santri dari Tasikmalaya.
Penjabat Kepala Desa Legok Jawa, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Yanto Irawan, mengatakan, Pantai Legok Jawa bukan tempat wisata.
Pantai Legok Jawa hanya tempat bersandar perahu nelayan dan depannya tempat pelelangan ikan (TPI).
"Jadi, itu bukan area wisata untuk berenang. Intinya, tidak ada pengelolaan untuk destinasi wisata. Jadi, memang dilarang berenang di lokasi tersebut (Pantai Legok Jawa)," ujar Yanto saat dihubungi Tribunjabar.id melalui WhatsApp, Jumat (8/7/2022) pagi.
Karena, kata dia, rencana ke depan pihaknya menginginkan lokasi tersebut menjadi dermaga.

Memang, di pinggir Pantai Legok Jawa blok karangtaulan (batu karang) depan pacuan kuda itu sering ada wisatawan yang berkunjung.
"Karena, di lokasi tersebut akses menuju Pantai Madasari. Jadi, sebelum ke Pantai Madasari suka ada wisatawan yang makan-makan di pinggir Pantai Legok Jawa depan pacuan kuda. Mungkin, tempat itu dianggap rest area-nya karena memang pemandangannya cukup bagus," katanya.
Menurutnya, ke depan Legok Jawa itu dikonsep sebagai wisata olahraga. Seperti, adanya pacuan kuda.
Karena, di lokasi Legok Jawa hanya bisa untuk nongkrong karena memang pemandangan pantai yang bagus yang cocok untuk makan bersama keluarga, swafoto, kemping di depan TPI, dan olahraga wisata seperti pacuan kuda.
"Ke depan, saya ingin ada semacam penyewaan kuda. Jadi, pengunjung bisa naik kuda di pinggir pantai, tidak harus berjalan kaki. Selain itu, di kita juga ada tempat wisata edukasi penangkaran penyu. Itu ada di Legok Jawa," ucap Yanto.
Dia juga ingin memperbanyak rambu-rambu larangan berenang.
"Tulisan larangan berenang atau segala macam, kita akan lebih diperbanyak. Ke depan, kita akan lebih intens saja," katanya.
Baca juga: Massa Mahasiswa Sempat Tutup Jalan Pasopati Saat Bubarkan Diri dengan Bikin Lingkaran Besar