UPDATE Covid Sore Ini Ada Penambahan 2.577 Kasus Baru, Naik Dibanding Sebelumnya

Pemerintah mengumumkan data tambahan kasus baru Covid-19 di Indonesia sebanyak 2.577 orang, Selasa (5/7/2022).

Editor: Ravianto
freepik
Ilustrasi virus corona. Pemerintah mengumumkan data penambahan kasus baru Covid-19 di Indonesia sebanyak 2.577 orang, Selasa (5/7/2022). 

TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Pemerintah mengumumkan data penambahan kasus baru Covid-19 di Indonesia sebanyak 2.577 orang, Selasa (5/7/2022).

Hari ini, penambahan kasus positif Covid-19 atau positif virus Corona kembali meningkat padahal sebelumnya sempat turun pada Senin (4/7/2022), di angka 1.434 kasus.

Kini, kasus baru bertambah sebanyak 1.143 kasus hingga Selasa sore.

Berdasarkan data Satgas Covid-19 yang diterima Tribunnews.com, total kasus terkonfirmasi virus Corona di Indonesia berjumlah 6.097.928 kasus.

Sementara itu, untuk kasus sembuh dari Covid-19 bertambah 1.691 orang.

Total pasien sembuh di Indonesia pun mencapai 5.923.808 orang.

Adapun untuk kasus kematian harian tercatat bertambah 8 jiwa pada Selasa (5/7/2022).

Sehingga, total kasus kematian di Indonesia mencapai 156.766 jiwa.

Baca juga: Puncak Covid-19 Gelombang 3 Diprediksi Minggu Kedua Bulan Juli 2022, Kemarin Tambah 1.614 Kasus

Mengenai perkembangan cakupan vaksinasi Covid-19, saat ini sebanyak 201.616.400 dosis sudah disuntikkan ke masyarakat.

Dikutip dari situs resmi Kemenkes, sebanyak 169.192.447 warga telah mendapatkan vaksinasi dosis kedua.

Kemudian, warga yang sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19 dosis ketiga atau booster sebanyak 51.180.596 orang.

Epidemiologi Memprediksi Puncak Kasus Covid-19 Perlu Penguatan Testing dan Tracing

Pakar Epidemiologi Griffith University, Dicky Budiman, menjelaskan soal prediksi puncak kasus Covid-19.

Ia menyebut, prediksi puncak kasus Covid-19 ini bersifat dinamis, terutama di tengah keterbatasan testing.

"Karena yang dimaksud pemerintah puncak itu ketika jumlah kasus paling banyak kan. Kemudian, dianggap menurun. Tapi, kalau bicara ketepatannya, kita harus ingat berdasar seberapa kuat strategi testing dan tracing," ucapnya kepada Tribunnews.com, Selasa (5/7/2022).

Dicky menambahkan, jika testingnya tidak memadai dan akurat, maka ketepatan masa puncak kasus infeksi itu juga menjadi tidak akurat.

Selain itu, Dicky menyebut, masa puncak Covid-19 ada tiga.

Di antaranya, masa puncak kasus infeksi, masa puncak kasus kesakitan yang artinya dirawat di rumah sakit, dan masa puncak di kematian.

Tiga masa puncak ini akan mempunyai interval pada waktu yang bisa berbeda.

Misalnya kasus infeksi memuncak, dua minggu kemudian atau sampai 1 bulan kasus kematian akan mengalami peningkatan.

Selanjutnya, kasus kesakitan terjadi setelah dua minggu puncak kasus infeksi karena orang terinfeksi, belum tentu bergejala dan belum tampak sakit.

Kemudian, belum tentu menyebabkan kematian.

"Itu yang harus dipahami. Nah dalam konteks Indonesia dalam beberapa gelombang seringkali masa puncaknya berdekatan," kata Dicky lagi.

Hal ini dikarenakan yang dilakukan Indonesia strategis testingnya itu pasif.

Jadi, yang melakukan testing hanya pada orang yang bergejala.

Diikuti oleh masyarakat yang saat ini kesadaran testing semakin menurun.

Catatan Redaksi:

Mari bersama-sama lawan virus Corona. Tribunnews.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.

(Tribunnews.com/Suci Bangun DS/Gilang Putranto/Aisyah Nursyamsi)

Simak berita lainnya terkait Virus Corona

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved