Wawancara Eksklusif
Wawancara Eksklusif Ketua BPC PHRI Pangandaran Agus Mulyana: Bangkit dari Pandemi Covid-19
Berikut petikan wawancara khusus jurnalis Tribunjabar.id Oktora Veriawan dan Padna dengan Agus Mulyadi, di Joglo Hotel Pangandaran, belum lama ini.

Saat itu saya berpikir bagaimana caranya PHRI bisa berperan di saat pandemi. Akhirnya, kita kebetulan.
Saat itu ada bantuan dari Kemenkraf melalui TNI-Polri. Saat itu saya melobi supaya pendistribusiannya bisa kami handle.
Bukan dari kami, sih, tapi karena PHRI belum punya apa-apa.
Nah, dari situ ada image bahwa PHRI itu benar-benar care ke karyawannya. Karena memang, bantuan itu untuk karyawan yang terdampak pandemi.
Saat itu saya bilang, kalau mau menerima bantuan ini coba koordinasi ke PHRI. Syaratnya, tentu masuk jadi anggota PHRI.
Akhirnya mereka, para pengusaha hotel dan restoran, masuk ke PHRI.
Apa yang terjadi selanjutnya?
Setelah itu, ada beberapa wilayah daerah yang masuk ke level 2, termasuk di kita (Pangandaran).
Saat itu yang menjadi konsentrasi saya waktu berada di level 2, hotel itu bisa buka di posisi 50 persen tapi tempat wisatanya ditutup.
Nah, kalau di Bandung, itu mungkin bisa karena memang hotelnya tidak ada di dalam objek wisata. Saat itu PHRI Garut sudah kibarkan bendera putih.
Tapi, kami, PHRI Pangandaran berkirim surat ke ketua PPKM Jawa Bali, ke Kementerian Kesehatan, dan ke Kementerian Pariwisata.
Tiga surat itu saya kirim langsung dari BPC PHRI Kabupaten Pangandaran dengan tembusan ke BPD PHRI Jawa Barat dan PHRI pusat, kemudian Kepala Dinas Pariwisata Jawa Barat dan Kepala Dinas Kabupaten, Pak Bupati Pangandaran dan juga Pak Gubernur Jabar.
Saya sampaikan pada pemangku kebijakan yang di atas bahwa Pangandaran ini berbeda dengan daerah lain.
Saya sampaikan, bagaimana kami bisa beroperasi 50 persen kalau tempat wisatanya ditutup.
Bagaimana hasilnya?