Ibu di Cianjur Tulis Surat untuk Jokowi, Pertanyakan Nasib Kasus Perampasan Nyawa Anaknya yang TKW
Jasad TKW asal Kabupaten Cianjur itu ditemukan di area parkir rumah sakit Alkahfi, Arab Saudi, dalam kondisi tubuh penuh luka lebam.
Penulis: Ferri Amiril Mukminin | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ferri Amiril Mukminin
TRIBUNJABAR.ID, CIANJUR- Ai Rukiah (59), ibu kandung pekerja migran Indonesia asal Cianjur, Evi Noviyanti, menyurati Presiden RI Joko Widodo.
Ia meminta bantuan soal kejelasan pengungkapan kasus anaknya yang meninggal dunia pada 26 Maret 2020 di Riyadh Arab Saudi karena dugaan perampasan nyawa.
Evi adalah tenaga kerja wanita (TKW) asal Kampung Kaum Kaler, Desa Ciranjang, Kecamatan Ciranjang. Jasadnya ditemukan di area parkir rumah sakit Alkahfi, Arab Saudi, dalam kondisi tubuh penuh luka lebam.
"Kasusnya sudah hampir dua tahun lebih belum ada kejelasan," ujar Ai, di Cianjur, Jumat (24/6/2022).
Pihak keluarga sudah menempuh dan mengirimkan dokumen yang dibutuhkan KBRI, tapi belum menerima informasi apa pun soal pengungkapan kasus dugaan perampasan nyawa putrinya tersebut.
"Surat tuntutan diyat pun sudah dibuat dan dikirimkan ke sana," katanya.
Baca juga: Ayah di Makassar Tega Merampas Nyawa Anak Kandung Pakai Balok, Begini Pengakuan Pelaku ke Polisi
Ai mengatakan, kelurga pun menanyakan soal hak /gaji almarhumah selama bekerja dan harta peninggalannya. Pasalnya, Evi 10 tahun tahun bekerja di Arab Saudi.
"Saya selaku ibu kandung dan kelurga meminta kepada Pak presiden RI untuk segera menuntaskan kasus anak saya," kata Ai.
Ketua DPC Astakira Cianjur, Ali Hildan Hildan, mengatakan terus berupaya agar kasus Evi bisa cepat terungkap.
Bahkan lanjut, ucapnya, keluarga Evi dalam waktu dekat mengirim surat ke Presiden Jokowi.
"Kasusnya mandeg belum ada kejelasan, baik dari pemerintah pusat maupun daerah," kata Ali.
Ali berharap Presiden Jokowi meliri kasus Evi Noviyanti yang menjadi korban dugaan perampasan nyawa di Arab Saudi.
"Kasihan keluarga belum mendapatkan informasi yang jelas apalagi hak mereka," katanya.