Subang Masuk 5 Besar Jadi Penyumbang TKI di Jabar, Didominasi oleh Warga dari Tiga Kecamatan Ini
Subang masuk lima daerah penyumbang terbanyak tenaga kerja Indonesia (TKI) atau pekerja migran Indonesia (PMI) di Jawa Barat.
Penulis: Ahya Nurdin | Editor: Giri
Laporan Kontributor TribunJabar.id Subang, Ahya Nurdin
TRIBUNJABAR.ID, SUBANG - Subang masuk lima daerah penyumbang terbanyak tenaga kerja Indonesia (TKI) atau pekerja migran Indonesia (PMI) di Jawa Barat.
Selain Subang, empat daerah lainnya adalah Kabupaten Karawang, Indramayu, Cianjur, dan Majalengka.
Di Kabupaten Subang, mereka mayoritas berasal dari tiga kecamatan, yakni Pusakanagara, Compreng, dan Pusakajaya. Mereka memilih bekerja di luar negeri sebagai asisten rumah tangga (ART).
Andrie Lesmana, selaku Fungsional Pengantar Tenaga Kerja Kemenaker dan Transmigrasi RI, yang ditugaskan di Disnakertrans Subang mengungkapkan, ada berbagai alasan sehingga banyak warga memilih kerja sebagai TKI.
"Faktor utama banyaknya masyarakat Subang yang bekerja ke luar negeri adalah soal minimnya lapangan kerja. Sekali pun ada, harus pakai uang terlebih dahulu. Selain itu faktor ekonomi keluarga juga sangat memengaruhi," ujar Andrie Lesmana saat ditemui Tribunjabar.id, Senin (20/6/2022) siang.
Baca juga: Fakta Dua Wanita yang Meninggal Mengenaskan di Ujunggenteng Sukabumi, Identitas yang Satu Terkuak
Menurut Andrie, selain faktor ekonomi keluarga dan minimnya lapangan kerja, masih ada beberapa variabel lain yang ikut menjadi daya dorong masyarakat Subang untuk mencari kerja ke luar negeri.
"Variabel-variebal itu antara lain, karena ada iming-iming untuk mendapat uang dalam jumlah banyak setiap bulan, dan gaji mereka akan dibayar dengan menggunakan mata uang dolar. Inilah yang membuat mereka tidak lagi berpikir soal risiko yang dihadapi selama bekerja di luar negeri sekalipun bekerja sebagai tenaga kerja ilegal," katanya.
Andrie juga mengungkapkan, sebelum pandemi Covid-19, warga Subang setiap tahunnya yang bekerja sebagai TKI keluar negeri mencapai ribuan orang.
"Rata-rata 5.000 hingga 8.000 orang. Sektor kerjaan yang dipilih umumnya asisten rumah tangga," ucapnya.
"Jumlah tersebut yang memilih jalur resmi, dan tak sedikit pula yang memilih jalur ilegal yang tak terdata oleh Disnakertrans Subang," imbuh dia.
Baca juga: Bali United Kalahkan Persebaya, Persib Belum Aman, Bhayangkara FC Lolos ke Perempatfinal
Andrie meminta warga jangan terlalu percaya dengan banyaknya tawaran dari sponsor PJTKI untuk bekerja di luar negeri dengan gaji yang besar.
"Silakan berangkat bekerja ke luar negeri, tapi pilihlah melalui jalur dan prosedur resmi dan jangan melalui jalur ilegal serta persiapkan diri dengan keterampilan," ucapnya.
Lebih lanjut Andrie mengatakan, menjadi seorang TKI di negara asing kadang oleh sebagian orang dianggap sebagai profesi yang remeh. Padahal, pekerjaan para TKI itu sulitnya bukan main. Bayangkan, bertahan hidup di negara asing tanpa ada sanak keluarga yang ada di sana.
Bahkan Kata Andrie, Bukan lagi sebuah rahasia kalau menjadi seorang TKI atau TKW itu memang dekat dengan kekayaan, bahkan pulang dari luar negeri banyak TKI yang bisa membeli sawah, bikin rumah, serta buka usaha.