Dadong Mandang, Kuli Bangunan Perempuan Tangguh Asal Bali, Bikin Dedi Mulyadi Teringat Ibu Sendiri

Di tengah kesibukannya melakukan kunjungan kerja di Bali, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi bertemu

Editor: Ichsan
dok.dedi mulyadi
Dadong Mandang, Kuli Bangunan Perempuan Tangguh Asal Bali yang Bikin Dedi Mulyadi Teringat Ibu Sendiri 

TRIBUNJABAR.ID - Di tengah kesibukannya melakukan kunjungan kerja di Bali, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi bertemu dengan Dadong Mandang. Sosok perempuan tangguh itu mengingatkan Dedi akan sosok ibunya yang telah lama wafat.

Awalnya Kang Dedi Mulyadi yang tengah di dalam mobil melihat sosok perempuan tua yang sedang menjadi kuli bangunan di sekitar Desa Kutuh, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali. Perempuan tersebut terlihat sedang mengaduk semen dan memecah batu di lokasi proyek.

Sosok tersebut bernama Dadong Mandang. Ia bekerja menjadi peladen atau kenek bangunan yang salah satu tugasnya adalah membuat adonan semen dan memecah batu. Ia bekerja sudah cukup lama karena suaminya sakit.

“Suami Dadong gak kerja, sakit sudah tua,” kata Dadong Mandang.

Dalam satu hari ia mendapat upah Rp 100 ribu. Dari pagi hingga sore hari ia harus bekerja keras memecahkan batu menggunakan palu besar untuk kebutuhan proyek. Di proyek desa tersebut hanya Dadong sendiri yang perempuan. Sisanya adalah pria yang kebanyakan berasal dari Pulau Jawa.

Melihat ketangguhan Dadong, Dedi memberikan apresiasi berupa uang. Awalnya Dadong menolak karena tiba-tiba diberi uang oleh orang yang baru dikenalnya. Setelah diberi penjelasan akhirnya uang itu diterima.

Baca juga: Tak Punya Beras untuk Makan, Seorang Ibu Perajin Gantungan Kunci Menangis di Pelukan Dedi Mulyadi

Dedi Mulyadi mencium tangan Dadong Mandang
Dedi Mulyadi mencium tangan Dadong Mandang (dok.dedi mulyadi)

Tak sampai di situ, Kang Dedi pun meminta izin pada mandor proyek untuk mengajak Dadong menuju rumahnya. Dadong pun diberi izin dan menaiki mobil bersama Dedi.

“Dadong kayak ibu saya, suka kerja keras, suka mikul pasir, batu, padi, gabah. Ini tangan mulia bagi kemuliaan hidup. Perempuan hidup mengeluarkan keringat untuk menghidupi keluarga,” ujar Dedi sambil mencium tangan Dadong yang masih kotor oleh sisa proyek.

Kepada Dedi, Dadong menceritakan dulu suaminya bekerja sebagai peternak sapi dengan sistem bagi hasil. Namun saat anak-anaknya beranjak dewasa sang suami sakit sehingga Dadong yang mencari nafkah untuk keluarga.

“Sekarang suami Dadong, Wayan Sarang, sudah sehat tapi istirahat di rumah karena sudah tua. Dadong juga baru lagi dua hari kemarin kerja karena sakit,” kata Dadong.

Rupanya di sekitar rumahnya Dadong dikenal sebagai wanita tangguh dan tak kenal lelah meski harus bekerja keras seperti laki-laki. Dadong adalah satu-satunya wanita yang bekerja sebagai kuli bangunan di desanya bahkan tak menutup kemungkinan juga di Bali.

Setelah sejenak berada di rumah Dadong, Dedi mengajaknya berbelanja. Keduanya pun menuju sebuah toko pakaian dan sembako untuk membeli berbagai kebutuhan pokok atau sembako. Dadong pun diberi kain, kemben dan kaus untuk kebutuhan upacara adat.

Dadong lagi-lagi dibuat bingung dengan Dedi. Sebab barang yang dibelikan dianggap terlalu banyak untuk Dadong. Namun akhirnya Dadong menerima dan berterima kasih pada Dedi.

Mereka pun kembali ke rumah Dadong untuk mengantarkan berbagai sembako dan aneka sandang yang baru saja dibeli. Terlihat Dedi langsung memanggul tiga karung beras dari mobil hingga ke dalam dapur.

Singkat cerita keduanya kembali ke mobil untuk menuju lokasi proyek kembali. Di dalam mobil Dadong menyebut uang dan segala barang yang dibelikan oleh Dedi akan dibagikan kepada anak-anaknya. Dedi pun meminta agar uang tetap disimpan oleh Dadong.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved