Kisah Guru Honorer di Pelosok KBB, Mengajar 52 Tahun, Gaji Rp 350 Ribu, Sehari Jalan Kaki 10 Km

Ini kisah Hadjarudin, seorang guru honorer yang sudah mengabdi 52 tahun di pelosok KBB. Meski upahnya cuma Rp 350 ribu perbulan.

|
Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: taufik ismail
Tribun Jabar/Hilman Kamaludin
Hadjarudin Supiana(75) seorang guru honorer yang mengabdi selama 52 tahun di pelosok Bandung Barat. 

"Kalau enggak punya 'orang dalam' susah. Teman yang seangkatan saya ada yang bisa lulus tes lewat orang dalam, ada yang jadi kepala sekolah ada juga pengawas, tapi saya ikhlas mengajar," katanya.

Hari demi hari dilalui Hadjarudin sebagai guru honorer dengan penuh kesabaran, hingga akhirnya dia pernah diganjar penghargaan guru daerah terpencil (Gurdacil) oleh pemerintah setempat dan mendapat uang 'kadeudeuh' sebesar Rp 1,7 juta.

"Dapat Rp 1,7 juta cuma satu kali, setelah itu honor naik bertahap, tapi sampai sekarang honor saya hanya Rp 350 per bulan dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)," ujar Hadjarudin.

Dengan honor guru honorer Rp 350 ribu per bulan pada zaman sekarang tentunya itu jauh dari kata cukup, tetapi dia tetap bertahan dan sampai saat ini belum ada niat untuk pensiun.

Untuk menutupi kekurangan uang honor dari mengajar, dia mengandalkan uang tambahan dari hasil bertani, sehingga kebutuhan sehari-harinya bisa tetap terpenuhi.

"Kebutuhan dicukup-cukupkan saja karena sekarang hanya ada anak angkat, kalau istri sudah gak ada (meninggal dunia) dari dua tahun lalu," katanya.

Hingga saat ini, Hadjarudin masih tetap semangat untuk mengajar meskipun hanya mendapat honor pas-pasan, tetapi dia belum bisa memastikan kapan akan pensiun sebagai guru honorer.

Hingga saat ini, Hadjarudin masih tetap semangat untuk mengajar meskipun hanya mendapat honor pas-pasan, tetapi dia belum bisa memastikan kapan akan pensiun sebagai guru honorer.

"Kalau untuk berhenti sekarang belum terpikirkan, saya masih fokus ingin mengajar anak-anak," ujar Hadjarudin.

Hadjarudin Jadi Panutan Guru yang Berstatus PNS Hingga Diumrohkan oleh Bupati Bandung Barat

Selama mengabdi di SDN Babakan Sirna, Hadjarudin sudah dianggap sebagai guru senior dan menjadi panutan para PNS karena selama ini ia memiliki tekad yang kuat untuk mencerdaskan anak didiknya.

Kepala Sekolah SDN Babakan Sirna, Dadang Hikmat Subagia mengatakan, hingga saat ini Hadjarudin masih tetap bersemangat untuk mengajar meskipun hanya berstatus non PNS dan mendapat honor yang sangat kecil.

"Pak Hadjarudin ini merupakan guru honorer panutan dan senior yang patut ditiru. Beliau kami anggap sebagai sesepuh, orang tua kami, sehingga beliau masih dibutuhkan karena kami kekurangan tenaga pendidik," kata Dadang.

Meski begitu, kata Dadang, pihaknya tidak melarang apabila Hadjarudin sewaktu-waktu ingin berhenti atau pensiun, mengingat saat ini usianya sudah tidak muda lagi, sehingga pihaknya juga tidak memaksa dia untuk tetap mengajar di sekolahnya.

"Beliau pegang kelas karena di sekolah ini ada guru honor yang pindah. Bahkan, di sekolah kami tidak ada guru khusus PJOK, sehingga untuk mata pelajaran olahraga harus diemban oleh guru kelas," ucapnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved