Harga Kebutuhan di Bandung Naik, Elly Wasliah Menjelaskan Ini yang Menjadi Penyebabnya

Harga kebutuhan pokok di Kota Bandung naik dalam sepekan terakhir. Satu di antaranya telur ayam.

Penulis: Muhamad Nandri Prilatama | Editor: Giri
Tribun Jabar/Isal Mawardi
Kepala Disdagin Kota Bandung, Elly Wasliah. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Harga kebutuhan pokok di Kota Bandung naik dalam sepekan terakhir. Satu di antaranya telur ayam.

Telur memiliki harga eceran tertinggi Rp 24 ribu per kilogram namun sekarang melambung hingga Rp 30 ribu per kilogram.

Data dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung, kenaikan juga terjadi di beberapa komoditas kebutuhan pokok lain.

Memisal daging ayam di harga hingga Rp 38 ribu per kilogram dengan selisih Rp 3 ribuan dari HET.

Selanjutnya, bawang merah harganya cukup tinggi, dari harga acuan Rp 32 ribu per kilogram, namun di pasaran menyentuh harga Rp 40 ribu hingga Rp 50 ribuan per kilogram.

Lalu, ada cabai tanjung di harga Rp 50 ribu hingga Rp 80 ribu per kilogram, gula pasir Rp 14 ribu hingga Rp 16 ribu per kilogram dari harga acuan Rp 13.500.

Minyak goreng curah HET-nya Rp 15.500 per kilogram, tapi di pasaran menjadi Rp 18 ribu per kilogram.

Baca juga: Polisi Siapkan Pengamanan untuk Suporter Tim Saat Piala Presiden, Khususnya Pendukung Persebaya 

Harga beberapa jenis sayuran juga naik.

Kepala Disdagin Kota Bandung, Elly Wasliah, mengatakan kenaikan harga beberapa bahan pokok utamanya sayuran dan bumbu dapur, seperti cabai dan bawang disebabkan karena faktor cuaca yang tak menentu.

"Beberapa sayuran juga sama sangat berpengaruh dengan kondisi cuaca, termasuk telur serta daging ayam. Jadi, kenaikan itu semata-mata karena cuaca," ujarnya, Rabu (8/6/2022).

Dia memastikan kenaikan kebutuhan pokok masyarakat itu bukan lantaran permintaan yang meningkat hingga menyebabkan kelangkaan ketersediaan barang.

Elly pun memastikan ketersediaan bahan pangan di Bandung dalam kondisi aman, apalagi menjelang Iduladha.

"Telur itu kalau musim hujan memang pasti terjadi penurunan produktivitas. Jadi, memang pasokannya tak sebanyak di musim kemarau. Sama halnya dengan cabai dan bawang yang bisa lebih cepat busuk sehingga pedagang enggan memasok terlalu banyak. Jadi, kami pastikan stok aman semua dan tak perlu khawatir, hanya ada kenaikan harga saja," ujarnya.

Dia berharap kenaikan harga menjelang Iduladha tak kembali terjadi.

Jika nantinya terjadi lonjakan harga menjelang Iduladha, Elly memperkirakan tak akan setinggi saat Idulfitri, lantaran permintaan tak setinggi ketika itu.

Seorang pedagang telur di Pasar Gedebage, Komarudin, menyebut harga telur di pasar mencapai Rp 29 ribu per kilogram. Kondisi ini, katanya telah terjadi sejak dua pekan terakhir.

"Pascalebaran harganya Rp 26 ribu. Saat ini naik menjadi Rp 29 ribu per kilogram. Jadi, kenaikannya lebih cepat. Biasanya itu kenaikan telur mendekati Iduladha," ujarnya.

Dia mengatakan, kondisi ini membuat omzet turun antara 20 sampai 30 persen karena sepi pembeli.

"Tak hanya soal omzet kurang tapi soal pengurangan kualitas. Pelanggan jelas komplain serta ada yang biasa membeli dua kilogram, sekarang berkurang menjadi satu kilogram saja," katanya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved