Peternak Sapi di Cirebon Yakin Sapinya Laris Manis Jelang Iduladha Meski Ada Ancaman PMK

Peternak sapi di Kota Cirebon optimistis penjualan hewan kurban pada Iduladha mendatang tetap laris manis.

Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: Mega Nugraha
Tribun Jabar/ Kiki Andriana
Sapi milik peternak di Desa Cilayung, Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, Jumat (20/5/2022). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ahmad Imam Baehaqi

TRIBUNJABAR.ID, CIREBON - Peternak sapi di Kota Cirebon optimistis penjualan hewan kurban pada Iduladha mendatang tetap laris manis.

Salah seorang peternak sapi di Kota Cirebon, Hamid (64), meyakini penjualan hewan kurban tetap tinggi meski kini ramai kasus penyakit mulut dan kuku (PMK).

Sebab, menurut dia, animo masyarakat untuk berkurban cukup tinggi sehingga penjualan hewan ternak pun diperkirakan tetap ramai seperti biasanya.

"Kalau khawatir, iya, tapi yakin tetap laku," ujar Hamid saat ditemui di peternakan sapi miliknya di Kelurahan Kalijaga, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, Kamis (2/6/2022).

Ia mengatakan, selama ini telah berupaya semaksimal mungkin menjaga puluhan sapi miliknya agar tidak terpapar virus yang menyebabkan PMK.

Baca juga: Menjekang Idul Adha Peternak Stres, Sapi Positif PMK di Kota Bandung Mati, Puluhan Diduga PMK

Dari mulai menjaga kebersihan kandang dan membersihkannya secara rutin hingga menerapkan biosecurity agar sapi yang diternaknya tidak terserang penyakit.

Bahkan, pihaknya juga mengecek kondisi 70-an ekor sapi yang diternaknya setiap hari untuk memastikan kesehatannya dan menyediakan pakan berkualitas.

"Saya membeli sapi dari Pati sejak tiga bulan lalu, dipelihara dulu kemudian dijual saat Iduladha, dan ini stok lama bukan yang baru datang," kata Hamid.

Jika menemukan sapi yang kondisinya lemas dan nafsu makannya menurun, maka langsung menghubungi Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKPPP) Kota Cirebon.

Nantinya, dokter hewan dari DKPPP Kota Cirebon akan mendatangi kandang ternaknya untuk memeriksa kesehatan sapi-sapi milik Hamid.

Hamid menyampaikan, sapi-sapi tersebut dijual seharga Rp 25 juta hingga Rp 30 juta pereekor, dan biasanya pembeli datang langsung ke kandang miliknya.

"Ini sapinya merupakan jenis lokal sehingga lebih aman, kondisinya sehat, dan tidak mengalami gejala PMK," ujar Hamid.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved