Pemkot Dan Dinkes Kota Sukabumi Tekan Pencegahan Stunting Pada Remaja
Pemkot dan Dinkes Sukabumi gencar mendukung pencegahan stunting dan kali ini menyasar golongan remaja
Penulis: Dian Herdiansyah | Editor: Siti Fatimah
TRIBUNJABAR.ID, SUKABUMI - Pemerintah Kota Sukabumi dengan Dinas Kesehatan melakukan langakah cepat penanganan stunting bagi masyarakatnya.
Kali ini Pemkot gelar aksi remaja cegah stunting dengan cara meminum obat penambah darah serentak yang dilakukan ratusan pelajar putri dari seluruh perwakilan sekolahan yang ada di Kota Sukabumi, di Lapang Merdeka, Senin (30/5/2022)
"Alhamdulillah untuk stunting di Kota Sukabumi dari target yang telah ditetapkan yakni 14 persen, Insya Allah kita bisa capai," ujar Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi
Pihaknya melakukan berbagai percepatan dengan melibatkan para remaja putri, tahun depan pencapaian tersebut sudah tuntas seluruhnya.

"Penanganan stunting itu dari hulu ke hilir, yang sekarang kita lakukan percepatan itu adalah zero new stuntingnya. Jadi tidak ada stunting baru," katanya.
Untuk warganya masih mengalami stunting, pihaknya kata Fahmi, terus memperhatikan pasokan gizi kepada mereka.
"Dari nilai target 14 persen. Inginnya kita targetkan 9 persen untuk Kota Sukabumi," katanya.
Pencegahan stunting bagi para remaja di kalangan siswi SMA diberikan tablet penambah darah, hal itu dilakukan sebagai bentuk ikhtiar pemerintah daerah menginginkan para generasi-generasi putri terbaik.
"Ketika para putri nantinya menikah dengan gizi yang cukup baik maka mereka akan melahirkan keturunan yang baik pula. Makanya penanganan dari hulu ke hilir," katanya.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, Wita Darmawanti mengatakan, saat ini sebenarnya Kota Sukabumi sebagai salah satu lokus percepatan penurunan stunting di jawa bawat.
"Kota Sukabumi salah satu lokus peneurununan stunting. Kemudian kita juga dihadiri oleh nutrition internasional dan satgas dalam penanganannya," katanya.
Dengan kegiatan yang digelar hari ini, kata Wita merupakan salah satu aksi di kota Sukabumi bahwa pihaknya sudah aware siap teehadap penangana stunting
"Diperkirakan seribu orang yang hadir ke sini. Kemudian secata daring 19 ribu di seluruh sekolah SMP-SMA yang jumlahnya 140 sekolah," katanya.
Wita menerangkan, remaja putri utama yang menjadi sasaran mencegah stunting dari hulu itu adalah remaja. Tentunya remaja putri yang harus disiapkan sebagai calon ibu.
"Ketika mereka bebrapa tahun yang akan datang akan menjadi ibu, mereka sudah siap dan sudah membiasakan diri setelah mereka keluar sekolah," katanya.
"Di masa-mas dekat pernikahan mereka, sehingga bisa menyipkan diri untuk menjaga kesehatan dirinya. Terutama kesehatan reproduksinya berkaitan denhan supaya mereka tidam kekurangan energi, kalori dan protein. Kemudian saat hamil dan melahirkan itu melahirkan anak-anak yang sehat dan tidak ada kasus stunting lagi," kata Wita.
Upaya menggenjot penanganan stunting, kedepan pihaknya sudah menentukan bahwa setiap hari Senin merupakan hari minum tablet tambah darah di kota sukabumi.
"Ini akan dilakukan di setiap sekolah dan posyandu sebanyak 52 kali dalam setahun per pekan. Jasi mereka tiap satu pekan sekali harus minum tablet tambah darah selama setahun itu sebanyak 52 kali dan tidak boleh terputus karena ini merupakan salah satu indikator dri keberhasilan penurunann stunting," katanya.
Tren Stunting Kota Sukabumi berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) masih 19,1, berdasarkan aplikasi e-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) 5,1 persen. Sedangkan di Jabar masih 14 persen.
"Kemudian di nasional masih 24 persen jadi kita masih di bawah sebetulnya tetapi utk mwncegah lebih baik dripada nnti sudah terjadi stunting," katanya.