TOL Cisumdawu Berkelok Padahal Bisa Lurus Dibahas Netizen, Ahli Teknik Sipil Beri Penjelasan

Netizen Indonesia di Twitter sempat bahas kenapa Jalan Tol Cisumdawu di Sumedang dibuat berkelok, padahal bisa saja lurus. 

Editor: Mega Nugraha
Istimewa
Foto salah satu ruas jalan Tol Cisumdawu yang dibahas netizen 

TRIBUNJABAR.ID- Netizen Indonesia di Twitter sempat bahas kenapa Jalan Tol Cisumdawu di Sumedang dibuat berkelok, padahal bisa saja lurus. 

Hal itu mengomentari sebuah foto salah satu ruas Jalan Tol Cisumdawu dimana salah satu bagiannya diberi garis lurus warna merah.

Jika mengikuti garis merah lurus itu, atau dibuat lurus, kemungkinan biaya pembangunannya bisa lebih murah.

Lantas, benarkah demikian?

Guru Besar Teknik Sipil UGM Siti Malkhamah mengatakan, Tol Cisumdawu memang tidak dibuat lurus karena ada permukiman warga.

"Terkait ini, jalan yang berbelok-belok agar menghubungkan berbagai permukiman dan lain-lain. Sehingga hubungan sosial tetap terjaga dengan baik, tetap baik seperti sebelum jalan tol dibangun," kata Siti ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (25/5/2022).

Selain itu, ada faktor alasan lain jalan Tol Cisumdawu di ruas jalan itu tidak dibuat lurus. Salah satunya, baik jalan tol ada jalan arteri, tidak boleh memiliki jalan lurus terlalu panjang.

"Bagian lurus itu maksimal 2,5 menit. Nah, sesudah itu pengemudi biar fokus mengemudikan, sehingga nanti membelok, dan seterusnya begitu," jelasnya.

Baca juga: Wabup Sumedang Jamin UMKM Jualan di Rest Area Tol Cisumdawu, Jalan Arteri Tak Akan Mati

Jalan yang dibuat berkelok juga dengan memperhatikan medan jalan. Selain itu juga bisa karena pertimbangan teknis teknologi yang sulit atau bahkan untuk menghindari biaya yang mahal.

Sehingga trase jalan alinyemen horisontal (kapan lurus, kapan belok) dirancang untuk memenuhi aspek teknis, lingkungan, dan ekonomi.

"Jadi secara praktis itu ada tiga, ada tiga variabel mengapa dipilih jalan itu (dibuat) membelak-membelok," ujar Siti.

Faktor keselamatan Siti menyebutkan jika jalan yang dibangun secara berkelok dirancang sedemikian rupa untuk menjamin keselamatan pengendara yang melintas.

Pihak pembangun jalan juga memperhitungkan kecepatan maksimum kendaraan ketika melintasi belokan tersebut.

Tak jarang ketika di belokan jalan terdapat rambu-rambu yang memperingatkan pengendara kendaraan batas maksimum kecepatan kendaraan saat melaju melewati belokan tersebut.

Ketika menikung, penggendara akan merasakan sensasi seolah-olah terlempar, jika tidak diimbangi dengan gaya gesekan kendaraan dengan jalan maka akan membahayakan.

Halaman
12
Sumber: Kompas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved