Sempat Disebut Gila dan Akan Dipidanakan, Kini Fandi Menghasilkan Karya yang Luar Biasa dari Diapers
Fandi Mulyana (38), bisa menciptakan karya bernilai seni tinggi, bahkan dari sampah diapers yang sangat sulit diurai di Rancaekek Kabupaten Bandung
Penulis: Lutfi Ahmad Mauludin | Editor: Darajat Arianto
"Saat saya beresin sampah di jalan, tiba-tiba ada yang buang sampah, maka saya foto dan identitasnya diuplod di medsos. Orang nya tak terima, lalu mau pidanakan saya, namun tak jadi dan berakhir damai," kata Fandi.
Yang luar biasa, seorang buruh serabutan ini, kini bisa menghasilkan karya yang sangat luar biasa. Sampah diapers dan lainnya, bisa ia sulap menjadi berbagai hal, mulai dari pot bunga, replika bonsai, hiasan dinding, dan lainnya.
"Jadi itu terinspirasi dari Jalan Walini yang tahun 2018 ada penumpukan sampah yang luar biasa, yang mungkin sulit untuk di habiskan. Saya berfikir gimana caranya sampah tersebut bisa hilang," kata dia.
Namun, kata Fandi, tidak mau apabila sampah itu hanya diangkut oleh mobil sampah karena kalau dipindahkan dengan truk sampah itu bukan solusi tapi hanya memindahkan masalah.
"Didaerah kita bisa bersih, sampah tersebut pindah ke daerah orang lain," katanya.
Fandi menjelaskan, di awal 2019 ada dosen ITB memberitahunya, bahwa sampah pampers atau diapers bisa dijadikan sebuah pot atau vash bunga.
"Saya juga awalnya terkejut, kenapa harus sampah pampers, padahal bahan lain juga banyak," ucap Fandi.
Namun kata Fandi, dosen tersebut hanya memberikan informasi itu saja, tidak memberitahu bagaimana cara membuatnya.
"Terkait bagaimana membuatnya, saya akhirnya berpikir hingga dua hari tidak tidur. Ahasil saya pun menemukan cara dan bisa membuatnya," kata Fandi.
Fandi mengatakan, diawal pembuatan itu, ia tidak sabar dalam prosesnya dan akhirnya gagal.
"Namun justru dari kegagalan itulah yang menghantarkan saya, menjadi tau bagaimana cara membuatnya berhasil," kata dia.
Setelah saya berhasil membuat pot, kata Fandi, akhirnya membuat karya lainnya, membuat replika bonsai.
"Kalau masyarakat luas menganggap sampah ini hal yang tidak ada gunanya, namun bagi saya, ini adalah berlian yang tercecer," ucapya.
Untuk membuat karya tersebut, Fandi menjelaskan, sampah permpers atau kain dibersihkan lalu dicelumpkan ke air semen dan dibentuk.
"Setelah terbentuk, menunggu supaya kering. Setelah kering baru mengecatnya," kata dia.
Tak sekedar dicat, karyanya dari sampah tersebut, kerap dipadukan dengan seni lukis, oleh Fandi, sehingga karyanya tersebut terlihat lebih indah. (*)