Kunjungan Lapas dan Rutan di Jawa Barat Saat Lebaran, Kemenkumham Jabar Tunggu Petunjuk Pusat

Setiap kepala lapas dan rutan, kata dia, sudah diminta untuk menyampaikan kondisi level di daerah masing-masing untuk dilaporkan ke pusat. 

Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: Giri
Tribun Jabar / Nazmi Abdulrahman
Kepala Kanwil Kemenkum HAM Jabar, Sudjonggo 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nazmi Abdurahman

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Jabar, Sudjonggo, masih menunggu aturan dari pusat terkait kunjungan ke lapas dan rutan saat Lebaran

"Kita merujuk pada aturan pusat. Kalau pusat memberikan warning dibuka, kita buka. Tapi kalau belum, ya belum," ujar Sudjonggo, belum lama ini. 

Di Jawa Barat, kata dia, terdapat banyak lapas dan rutan yang secara level kondisinya berbeda-beda. 

"Jawa Barat itu luas, dari Gunung Sindur sampai Cirebon. Apakah levelnya semua sama, kan belum tentu," katanya. 

Setiap kepala lapas dan rutan, kata dia, sudah diminta untuk menyampaikan kondisi level di daerah masing-masing untuk dilaporkan ke pusat. 

"Belum tentu (dibuka kunjungan). Misalnya pandeminya masih cukup tinggi, mana kita berani. Contohnya seperti Bandung, memang warga binaan yang ada di dalam warga Bandung semua, kan belum tentu. Misalnya ada orang Jakarta, kemudian dikunjungi keluarganya dari Jakarta yang di sana (Jakarta) masih tinggi (pandeminya), kan repot. Bisa bawa virus dia, kan, itu jadi pertimbangan," katanya. 

"Makanya kita menunggu pusat, apa yang ada di daerah kita laporkan ke pusat bagaimana kondisinya," tambah dia. 

Kata dia, kunjungan hanya virtual sampai ada arahan baru dari pusat. 

"Kita tetap seperti kemarin, virtual. Kan dua tahun ke belakang juga sudah seperti itu.

Dia menjelaskan, tidak membuka kunjungan secara langsung bukan berarti ingin membatasi kerindungan.

"Tapi jangan sampai kerinduan itu melupakan segalanya. Jangan sampai begitu selesai kunjungan Covid-nya tinggi kembali, ini jadi masalah," ucapnya. 

Selain kunjungan virtual, lapas dan rutan juga menerima kiriman makanan untuk warga warga binaan. 

"Boleh, itu pun melalui sterilisasi dan pemeriksaan. Tidak main terima saja," katanya. (*) 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved