Mudik Lebaran 2022

Pemudik yang Lewat Jalur Alternatif Diminta Tak Terlalu Mengandalkan Google Maps, Bisa Tersesat

Pasalnya penggunaan google maps bisa sewaktu-waktu menyesatkan dan membuat para pemudik keluar jalur yang semestinya.

Editor: Ravianto
dok JUSTIN SULLIVAN
Ilustrasi penggunaan Google Maps 

Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami

TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Dinas Perhubungan Jawa Tengah (Jateng) berharap para pemudik yang memilih melewati jalur alternatif tidak terlalu mengandalkan Google Maps.

Pasalnya penggunaan Google Maps bisa sewaktu-waktu menyesatkan dan membuat para pemudik keluar jalur yang semestinya.

Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jateng, Henggar Budi Anggoro mengatakan, pihaknya telah menyiapkan sejumlah rambu-rambu tambahan untuk memberikan kenyamanan bagi para pemudik di jalur alternatif.

Harapannya masyarakat yang akan menggunakan jalur alternatif di wilayah Jateng, baik itu pemudik yang menuju Jateng maupun yang hanya melintas wilayah Jateng tidak mengalami kesulitan, disamping menggunakan google maps.

“Kita memang sudah menambahkan beberapa rambu-rambu. Baik itu yang sifatnya portable atau juga rambu permanen. Itu sudah kita siapkan dan sudah terpasang di lapangan,” kata Henggar di diskusi FMB9, Senin (25/4/2022).

“Harapan kami, di samping mengikuti google maps, disitu kan juga ada rambu petunjuk di jalur alternatif yang bisa dipatuhi. Harapannya nanti itu yang kita siapkan untuk membantu saudara kita yang akan melintasi Jateng, maupun saudara-saudara yang akan menuju Jateng,” lanjutnya.

Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jateng itu mengatakan, Jateng memiliki 5 ruas jalur mudik dari ujung barat ke ujung timur, seperti Jalan Pantura, jalur tol, jalur tengah, Jalur Pantai Selatan, dan Jalur Lingkar Selatan-Selatan (JLSS).

Baca juga: Hindari Macet, Pemudik Tujuan Jawa Tengah Diimbau Lewat Jalur Lingkar Selatan-Selatan via Tasik

Baca juga: DAFTAR LENGKAP Tarif Tol Jakarta-Surabaya, Paling Murah Tol Semarang ABC, Termahal Tol Cipali

Henggar menyarankan pemudik yang akan menuju Jateng atau melewati Jateng mengambil opsi Jalur Lingkar Selatan-Selatan (JLSS) yang belum lama ini dipublikasikan Menteri PUPR sebagai jalur alternatif.

Hal ini untuk menghindari penumpukan kendaraan pada satu titik jalur mudik di wilayah Jateng, walaupun diprediksi kemacetan tetap tidak bisa dihindari.

Karena secara nasional masyarakat akan melakukan perjalanan pada waktu yang sama.

“Yang jelas kita sudah coba mitigasi di beberapa spot yang sudah kita prediksi akan jadi kemacetan,” ujarnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved