Buntut Emak-emak Nyinyiri Sembako BPNT di TikTok, PYLPKN Jabar Turun ke Cianjur, Temukan Fakta Lain
Beberapa elemen turun ke Cianjur untuk melakukan pemeriksaan lapangan buntut dari viralnya video emak-emak yang menyinyiri bantuan pangan nontunai
Penulis: Ferri Amiril Mukminin | Editor: Giri
TRIBUNJABAR.ID, CIANJUR - Beberapa elemen turun ke Cianjur untuk melakukan pemeriksaan lapangan buntut dari viralnya video emak-emak yang menyinyiri bantuan pangan nontunai (BPNT) dengan barang kualitas jelek dan diprediksi tak sampai Rp 200 ribu.
Menanggapi video yang sedang viral tentang komoditas bantuan sosial BPNT yang menurut kabar beredar tidak layak konsumsi, Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen Nusantara (YLPKN) DPD Provinsi Jawa Barat langsung turun ke lapangan.
Mereka mendatangi orang yang bersangkutan di Desa Sindangraja, Kecamatan Sukaluyu, Kabupaten Cianjur.
"Hasil monitoring di lapangan yang kami lakukan berdasarkan informasi langsung tanya jawab dengan orang yang ada di video viral tersebut, ternyata dia bukan KPM penerima bantuan melainkan anak dari seorang KPM," ujar Ketua DPD YLPKN Provinsi Jabar, Hendra Malik, di Cianjur, Senin (25/4/2022).
Kepada YLPKN, warga tersebut menyampaikan sengaja bikin video dan beredar luas di warga Cianjur tersebut karena kesal komoditi yang diterima ibunya sebagai KPM kurang memuaskan.
"Ia juga menjelaskan bahwa baru sekarang ibunya yang tingg di Desa Sindangraja, Kecamatan Sukaluyu, Kabupaten Cianjur, menerima kualitas komoditi yang kurang bagus. Padahal biasanya kualitas komoditi bantuan BPNT itu bagus. Mungkin lagi kurang beruntung," katanya.
Hendra mengatakan, pihaknya mengedukasi dan memberikan pemahaman kepada KPM di Cianjur agar ke depan ketika menerima bantuan agar diperiksa dulu apakah kualitasnya baik dan kuantitasnya sesuai atau tidak. Kalau ada yang kurang baik, silakan ditukarkan ke agen e-warung dengan komoditi yang kualitasnya baik.
"Kalau ada agen e-warung di Cianjur yang menolak maka silakan laporkan kepada kami (YLPKN) ataupun tikor kecamatan supaya secepatnya ditindaklanjuti. Kita akan laporkan agen e-warung nya kepada pihak BRI supaya diberi sanksi," katanya.
Hendra mengatakan, setelah lama tanya jawab, ternyata ada hal baru yang ditemukan kenapa kekesalan itu terjadi. Ternyata selama ada bantuan sosial baik PKH maupun BPNT di Cianjur ternyata dinilai kurang tepat sasaran.
Banyak masyarakat Cianjur yang mampu di wilayahnya ternyata mendapatkan bantuan, sedangkan masyarakat yang benar-benar tidak mampu atau tergolong masyarakat miskin justru tidak mendapatkan bantuan sosial apa pun.
"Saya berharap ke depan pendataan penerima manfaat di Cianjur ini bisa dievaluasi dan diperbaiki agar lebih tepat sasaran dan juga untuk pengawasannya bisa lebih ditingkatkan," katanya.(fam)