Ifan Seventeen Kembali Cerita soal Tsunami di Tanjung Lesung: Jangan Pegang, Nanti Kita Berdua Mati
Pada saat ke tengah laut, Ifan bersama dengan banyak orang yang juga berjuang menyelamatkan diri.
"Gue bilang sama diri gue nggak boleh panik, jadi gue pelan-pelan, masih ditahan (napasnya)."
"Setelah berhasil gue lepas, gue ke atas," ucapnya sambil menarik napas seperti layaknya orang yang lama menyelam.
"Orang teriak tsunami tsunami, baru gue tau itu tsunami, nangis gue, nangis mengeluh 'Ini apa sih', gue pikir itu mimpi," lanjutnya.
Setelah itu, air laut pun mulai menarik badannya mundur ke arah tengah laut.
"Udah selesai, tiba-tiba berhenti, tiba-tiba kok airnya mundur mundur mundur."
"Oh dia narik dulu?" tanya Denny Sumargo.
"Narik, narik lagi ke tengah laut," jawab Ifan.
Pada saat ke tengah laut, Ifan bersama dengan banyak orang yang juga berjuang menyelamatkan diri.
"Terus jauh ke laut, abis itu ada orang narik tangan gue, dari situ gue langsung tau 'Oke, saatnya ini orang saling tarik menarik satu sama lain'."
"Kan itu rame banget, perkiraan gue sekitar 80-100 orang, dikumpulkan di tempat yang sama di tengah laut."
"Nggak mungkin semuanya bisa berenang, yang bisa berenang pun setengah panik setengah nggak panik," lanjut Ifan.
Waktu itu, ada satu orang yang memegang sikunya.
"Ada satu orang dia megang siku gue, gue sikut-sikut."
"'Jangan pegang tangan saya, pegang barang lain, karena kalau pegang tangan saya, kita berdua mati'," ucapnya pada orang tersebut.
"Nggak tau kenapa dia bisa denger instruksi gue, ada meja setengah lingkaran, dia megang itu."